Dolar Kembali Perkasa, Rupiah Turun 23 Poin  

Senin, 9 Februari 2015 12:53 WIB

Petugas tunjukkan uang pecahan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, 2 Februari 2015. ANTARA/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan kurs dolar di pasar global kembali menjadi penekan rupiah hari ini. Di transaksi pasar uang pada saat jeda siang ini, rupiah melemah 23 poin (0,19 persen) ke level 12.643 per dolar Amerika. Rupiah melemah seiring dengan koreksi yang terjadi pada mata uang Asia lain.

Ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menduga pelaku pasar kembali bersikap hati-hati menjelang rilis survei job opening di Amerika esok hari. "Survei ketersediaan lapangan kerja ini menjadi salah satu indikator penentuan kebijakan bank sentral Amerika (The Fed)."

Survei ketersediaan lapangan kerja di Amerika bulan Desember diperkirakan tumbuh 3,4 persen dibanding sebelumnya, 3,3 persen. Pertumbuhan data lapangan kerja di AS lebih baik dibanding periode sebelum krisis 2007.

Selain itu, investor juga menunggu data-data penting Amerika yang lain, seperti jobless claim, data penjualan retail AS, serta data keyakinan konsumen Amerika. Ekspektasi positif atas data-data konsumen juga turut memicu aksi beli dolar.

Lana berharap rilis data cadangan devisa Januari 2015 yang meningkat ke US$ 114,2 miliar dari bulan sebelumnya pada angka US$ 111,8 miliar mampu menahan gempuran dolar. Posisi cadangan devisa ini bisa membiayai 6,8 bulan impor. "Posisi cadangan devisa ini semestinya bisa memberikan tenaga bagi rupiah," ujarnya.

Hingga pukul 12.30 WIB, mata uang regional Asia cenderung melemah terhadap dolar. Won Korea melemah 0.64 persen, peso Filipina melemah 0,25 persen, dan rupee India melemah 0,57 persen. Sedangkan yuan Cina melemah tipis 0,08 persen karena tertahan data surplus perdagangan Januari 2015.

PDAT | M. AZHAR

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya