Penurunan Harga BBM Dorong Deflasi 0,35 Persen  

Reporter

Rabu, 4 Februari 2015 15:42 WIB

Cabai merah besar. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Semarang - Penurunan bahan bakar minyak (BBM) pada awal Januari 2015 lalu dinilai mampu menimbulkan deflasi (penurunan harga barang dan jasa) di Jawa Tengah sebesar 0,35 persen. Efek penurunan harga BMM yang berdampak pada penurunan tarif angkutan dan harga komoditas lainnya dinilai mampu membalikkan arah pengeluaran biaya belanja masyarakat lebih kecil.

"Ini berbalik arah dari inflasi pada Desember 2014 yang mencapai 2,25 persen," kata Direktur Eksekutif, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir, Rabu, 4 Februari 2015.


Jawa Tengah yang mengalami deflasi bulanan sebesar 0,24 persen pada bulan yang sama itu dinilai lebih baik secara nasional. "Deflasi terjadi di seluruh daerah yang menjadi basis penghitungan BI, termasuk di Kota Semarang sebesar 0,48 persen," Iskandar menambahkan.


Survei ekonomi Bank Indonesia menunjukan deflasi juga disumbang oleh komoditas kebutuhan dapur, seperti cabai merah dengan deflasi 0,34 persen dan cabai rawit dengan deflasi 0,08 persen. Sedangkan penyumbang inflasi di Jateng saat ini adalah kenaikan upah minimum kota UMK dan tingginya kebutuhan tenaga kerja.

"Itu tercermin dari inflasi komoditas tukang bukan mandor sebesar 0,05 persen yang menjadi salah satu komoditas utama penyumbang inflasi," kata Iskandar menjelaskan.

Divisi Akses Keuangan, UMKM, dan Komunikasi, Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Hesti Candra Sari, memperkirakan deflasi yang terjadi itu akan terjadi hingga Februari dengan tekanan yang relatif rendah. "Hal ini sejalan dengan sejumlah faktor risiko lebih terkendali," kata Hesti.

Di antara risiko ancaman inflasi yang terkendali itu meliputi cuaca dan curah hujan yang lebih baik sehingga penghasil komoditas pangan dan mampu menjaga pasokan, penyesuaian tarif angkutan, dan harga komoditas.

Namun ia mengingatkan masih ada ancaman inflasi berupa rendahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS. "Risiko terhadap tekanan nilai tukar yang terus melemah di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi global masih harus diwaspadai," kata Hesti mengingatkan.

EDI FAISOL

Berita terkait

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

14 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya