Dirut Mandiri Belum Tahu Rencana Merger dengan BNI
Editor
Muhammad Iqbal
Rabu, 4 Februari 2015 10:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin enggan menanggapi wacana merger Bank Mandiri dan BNI. Budi justru mengaku tidak tahu-menahu soal wacana penggabungan tersebut. "Kok, ada berita itu? Kami sedang sibuk urus penyertaan modal negara," katanya seusai rapat dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 3 Februari 2015.
Budi tak mau berandai-andai soal rencana merger tersebut. Ia mengatakan saat ini akan berfokus pada penyertaan modal negara yang sedang dibahas di DPR. "Kalau kebanyakan topik baru nanti enggak selesai-selesai," katanya. Budi mengaku belum memikirkan hal tersebut karena memang belum ada rencana. "Itu ada saja yang lempar wacana."
Sebelumnya, Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk Gatot Suwondo tak setuju wacana penggabungan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dia justru mempertanyakan ide yang menyatakan, untuk bersaing pada tingkat regional besar, butuh bank besar.
"Intinya, saya tak setuju. Kasih kami kesempatan. Kami bisa melakukannya sendiri," kata Gatot setelah melakukan penandatanganan kerja sama lindung nilai dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk di Jakarta. Menurut dia, Indonesia seharusnya lebih bangga jika ada empat bank pemerintah mampu bersaing di luar negeri.
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro kembali mewacanakan penggabungan dua bank milik pemerintah, yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan BNI (BBNI). Walaupun penggabungan itu tak akan mampu menyamai kinerja DBS asal Singapura, Bambang berharap pembiayaan bank dalam negeri bisa lebih besar.
Wacana penggabungan bank pelat merah bukan kali ini saja muncul. Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, saat masih menjabat, juga kerap melontarkan rencana tersebut. Saat itu Mandiri direncanakan mencaplok BTN. Alasan rencana tersebut sama: untuk memperbesar skala perbankan nasional agar bisa sejajar dengan perbankan regional. Namun, hingga turun dari jabatannya, rencana Dahlan belum terealisasi.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destri Damayanti mengatakan isu rencana akan digabungkan atau merger antara Bank Mandiri dan BNI masih dalam pembicaraan. "Saya pikir masih isu jadi belum tahu gimana kelanjutannya. Dan, kalaupun akan direalisasikan, harus diperbincangkan secara serius," ujar Destry saat ditemui dalam acara “Global Market dan Geopolitical Outlook 2015” di Jakarta, Selasa, 3 Februari 2015.
Destry mengatakan bank di Indonesia sampai saat ini memang belum ada yang dapat ditunjuk sebagai Quality ASEAN Bank (QAB) dari Indonesia karena dari segi permodalan belum kuat. "Modalnya, bank yang bisa jadi QAB harus di atas Rp 100 triliun. Modal, ya, bukan masuk hitungan aset," katanya. Sampai saat ini, semua bank di Indonesia belum mencapai angka tersebut. "Mandiri hanya sekitaran Rp 90-91 triliun."
TRI ARTINING PUTRI | ODELIA SINAGA