Rupiah Dikhawatirkan Bisa ke 13 Ribu

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 2 Februari 2015 06:11 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Akibat anjloknya Rupiah, sebagian pihak menganggap Rupiah adalah mata uang sampah, namun sebagian pihak memprediksi, pekan depan Rupiah akan membaik. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO , Jakarta: Pemerintah terus mewaspadai kemungkinan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Deputi Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby Hamzar Rafinus, memperkirakan jika tak ada langkah antisipasi yang signifikan, kurs rupiah bisa menyentuh level Rp 13 ribu per dolar AS. “Tapi saya harap perubahannya jangan terlalu cepat,” kata Bobby saat dihubungi Tempo (Baca: Permintaan Dolar Meningkat, Rupiah KO).

Pelemahan kurs rupiah saat ini, menurut Bobby, lebih banyak dipengaruhi sentimen global akibat membaiknya ekonomi Amerika Serikat, sementara faktor domestik seperti perkembangan politik dianggap terbilang kecil. "Kisruh KPK-Polri saya kira tidak terlalu berpengaruh terhadap rupiah,” ujar dia.

Bobby menjelaskan, negara adidaya itu mampu menekan jumlah pengangguran, termasuk kebijakan suntikan insentif bagi dunia usaha untuk memacu pertumbuhan dalam negeri. Dampaknya, dolar AS semakin perkasa sementara nilai mata uang lainnya terus merosot. “Euro, Franc Swiss, termasuk Yen Jepang, juga terdampak padahal mereka cenderung stabil,” ujarnya.

Karena itu, pemerintah bakal terus memacu pertumbuhan ekspor sambil mengurangi ketergantungan impor, termasuk memperbaiki iklim investasi dan usaha di dalam negeri dengan memberikan kemudahan perizinan satu atap yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo akhir pekan lalu. Upaya intervensi di pasar uang juga dilakukan secara gradual agar tak mengganggu cadangan devisa milik negara. “Kami juga minta agar Bank Indonesia menjaga volatilitasnya jangan terlalu lebar.”

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, menilai sebetulnya pelemahan kurs rupiah tak terlalu besar dibanding mata uang negara lain. “Tapi karena inflasinya tinggi, maka terlihat rupiah lebih terdepresiasi,” katanya.

Agus menambahkan, potensi penguatan kurs rupiah sebenarnya masih ada. Terlebih saat ini, menurut dia, neraca transaksi berjalan menuju arah yang lebih sehat. Tapi hal ini pula yang akan menjadi tantangan sendiri untuk eksportir di masa mendatang.

JAYADI SUPRIADIN | ANDI IBNU



Terpopuler:
KNKT Bantah Pilot Air Asia Keluar Kokpit

Seorang Ahli Waris Sudah Terima Santunan Air Asia

Izinkan Mobil Masuk Jalur Transjakarta, Ahok Dikritik

BBM Tidak Lagi Jadi Penyebab Utama Inflasi

Agus Marto: Proyeksi IMF Lebih Rendah Sudah Biasa

Menteri Rudiantara Pangkas Waktu Perizinan

3 Gardu Terkena Petir, Aliran Listrik Sempat Padam

Izinkan Mobil Masuk jalur Busway, Ahok Dikritik

18 Temuan KNKT, QZ8501 Hadapi Awan 44 Ribu Kaki

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

11 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

11 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

12 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

12 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

12 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

13 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

26 Oktober 2023

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?

Baca Selengkapnya