TEMPO.CO, Jakarta - Managing Partner Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menduga investor saham memanfaatkan instabilitas politik untuk aksi ambil untung. Dia mengatakan investor mulai khawatir keamanan dan prospek investasi di Indonesia akan terkena imbas perseteruan KPK-Polri.
Pada akhir perdagangan, Senin, 26 Januari 2015, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia anjlok tajam menyusul terjadinya koreksi teknikal yang melanda sebagian saham. Mayoritas investor melancarkan aksi ambil untung, sehingga membuat indeks melemah 94 poin (1,8 persen) ke level 5.229,62.
Menurut Kiswoyo, koreksi IHSG bersifat teknikal. Setelah IHSG mencapai level 5.323,89 pada akhir pekan lalu, investor menilai harganya cukup tinggi. “Jika kenaikannya sudah terlampau tinggi, IHSG bakal kembali mengalami koreksi,” ujarnya.
Kiswoyo melihat saham-saham perbankan, konstruksi, dan properti yang dilepas oleh sebagian investor. Menurut dia, saham-saham itu naik paling signifikan selama tiga pekan belakangan. (Baca: Pembukaan Perdagangan, Indeks Saham Melejit)
Menurut Kiswoyo, pada hari ini, Selasa, 27 Januari 2015, ada kemungkinan IHSG bergerak pada level 5.100-5.250. Guna meminimalkan kerugian, investor disarankan tidak membeli saham sementara waktu. “Dengan volume perdagangan Rp 6,884 triliun, IHSG berpeluang melanjutkan koreksi,” kata Kiswoyo.