Penguatan Dolar Terhenti, Rupiah Melesat 59 Poin  

Kamis, 15 Januari 2015 17:29 WIB

Seorang karyawan money changer menghitung uang kertas Rupiah, di Jakarta, 15 Desember 2014. Majalah The Economist menyebutkan, masalah yang dihadapi Indonesia adalah pemerintahan yang birokratis, korupsi, dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi alasan nilai tukar rupiah sangat rendah. Adek Berry/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Reli penguatan dolar yang terjadi sejak awal tahun terhenti setelah angka penjualan retail di Amerika Serikat menurun. Pada transaksi pasar uang Kamis, 15 Januari 2015, rupiah menguat 59 poin (0,47 persen) ke level Rp 12.555 per dolar. Rupiah mengikuti penguatan yang terjadi pada mata uang regional Asia terhadap dolar.

Ekonom dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk, Juniman, mengatakan investor dolar melakukan aksi ambil untung menyusul penguatan yang terjadi terus-menerus. "Notulensi pertemuan The Fed yang akan bersabar untuk menaikkan suku bunga serta melemahnya data penjualan retail di Amerika dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan profit taking."

Data retail Amerika bulan Desember 2014 mengalami penurunan 0,9 persen dibanding bulan sebelumnya, atau terbesar sepanjang tahun 2014. Hal itu memunculkan spekulasi bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika belum tumbuh sesuai ekspektasi. Akibatnya, indeks dolar melemah terhadap mata uang utama dunia.

Penguatan rupiah juga didorong oleh ekspektasi turunnya inflasi setelah pemerintah memastikan akan kembali menurunkan harga BBM bersubsidi. Dengan inflasi yang turun, imbal hasil dari bursa saham dan obligasi akan kembali atraktif. "Investor asing akan kembali bergairah untuk mengalirkan modalnya ke dalam negeri," ujar Juniman.

Hingga sore pukul 17.00 WIB, Bank Indonesia belum juga mengumumkan hasil rapat moneternya terkait dengan suku bunga (BI Rate). Juniman menduga rapat berjalan alot karena terpengaruh berita Bank Sentral India memangkas suku bunga repo sebesar 25 basis poin menjadi 7,75 persen.

India memiliki profil defisit eksternal dan depresiasi mata uang yang mirip dengan Indonesia. Tapi untuk lebih aman, BI tampaknya akan mengambil langkah pre-emptive dengan mempertahankan BI Rate. "BI masih menanti update kebijakan moneter The Fed," katanya.

PDAT | M. AZHAR

Berita Lain
Rahasia Jokowi Mengatasi Kisruh Budi Gunawan
Cara Gampang Jokowi 'Cut' Budi Gunawan
Mayra Hills, Pemilik Dada Terbesar di Dunia
Megawati Pertanyakan Status Tersangka Budi Gunawan

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

9 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

11 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

17 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya