Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat AirAsia QZ8501 diperlihatkan disela konperensi pers sebelum dibawa ke Jakarta di Lanud TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, 13 Januari 2015. Tim SAR gabungan berhasil mengangkat CVR dan selanjutnya tim KNKT akan melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi untuk kecelakaan pesawat Indonesia Air Asia QZ 8501, Mardjono Siswosuwarno, mengatakan hasil penyelidikannya baru akan selesai setahun mendatang. Dua bulan sebelum selesai, laporan itu akan dikirim kepada pihak berwenang di dalam dan luar negeri. "Dikirim dulu, mereka setuju atau tidak. Kalau tidak, apa alasannya," ujarnya di kantornya, Rabu, 14 Januari 2015. (Baca: FDR Air Asia Utuh, Analisa Butuh Waktu 8 Bulan)
Menurut Mardjono, sesuai dengan Undang-Undang Investigasi Kecelakaan Transportasi, laporan akhir diserahkan maksimal setahun setelah laporan awal selesai. Sebagai perbandingan, dalam kecelakaan Sukhoi Superjet 100 yang menabrak tebing Gunung Salak pada 2012, KNKT merampungkan laporan akhir selama tujuh bulan. "Jika setahun tidak selesai, kami akan membuat laporan yang dikirim ke ICAO (International Civil Aviation Organization)," tuturnya.
Ketua Subkomite Udara KNKT Masrur mengatakan investigasi berlangsung lama karena prosesnya tidak mudah. Misalnya, ujar dia, perlu waktu untuk membuktikan rekaman pada cockpit voice recorder (CVR), apakah itu suara komputer atau pilot. Masruri berjanji hasil investigasi akan diumumkan secara terbuka dan bisa diakses publik. "Kami tidak akan menutupi, namun ada hal yang tak terkait yang tidak akan ditulis," tuturnya. (Baca juga: Pencarian Korban Air Asia Distop, Keluarga Pasrah)
Pada Rabu ini, KNKT mengunduh isi flight data recorder (FDR) QZ8501. Rencananya, pengunduhan isi CVR juga akan dilakukan hari ini, maksimal sejam. Dua komponen kotak hitam atau black box itu bisa menjawab penyebab kecelakaan Air Asia QZ8501. Benda ini baru ditemukan 14 hari setelah pesawat rute Surabaya-Singapura tersebut jatuh di Selat Karimata, Ahad, 28 Desember 2014.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
15 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu
Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.
AirAsia Tebar Promo Tiket Pesawat Lebaran, Penerbangan Internasional Rp 389 Ribu
31 hari lalu
AirAsia Tebar Promo Tiket Pesawat Lebaran, Penerbangan Internasional Rp 389 Ribu
Maskapai penerbangan berbiaya hemat Indonesia AirAsia meluncurkan promo tiket pesawat rute internasional dengan hargaspesial. Harga tiket dimulai dari Rp 389 ribu.