Pialang saham menonton pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK di Dealing Room Mandiri Sekuritas, Jakarta, 20 Oktober 2014. Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,79% ke level 5.068,58 pada perdagangan Senin (20/10/2014). Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO,Jakarta - Presiden Joko Widodo optimistis perekonomian Indonesia tahun ini akan berubah lebih baik. Faktor utama perubahan ini adalah pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Adanya pengalihan subsidi, menurut dia, menciptakan ruang fiskal Rp 240 triliun. "Uang itu bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, seperti waduk, irigasi, serta jalan tol dan jalur kereta api di luar Jawa," kata Jokowi saat membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 2 Januari 2014. (Baca: Jokowi Turunkan BBM, Ongkos Taksi Tak Ikut Turun)
Pengalihan subsidi ini, kata Jokowi, sempat ditentang berbagai pihak. Alasannya, secara kalkulasi politik dan keamanan, pengalihan subsidi dirasa belum tepat. Namun, menurut Jokowi, tak ada alternatif yang diberikan kepadanya. (Baca: Dibuka Jokowi, IHSG Awal 2015 Menguat Tipis)
Selain itu, Jokowi melanjutkan, pengalihan subsidi akan memudahkan pemerintah dalam menghitung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Jangan ada satu orang pun yang ragu dan pesimistis," ujar Jokowi. Dengan lebarnya ruang fiskal, Jokowi yakin pemerintah bisa lebih berfokus merealisasikan gagasan konektivitas antarpulau yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun Jokowi enggan menyebutkan berapa tambahan pertumbuhan ekonomi dengan adanya pengalihan subsidi ini. "Nanti akan kami sampaikan di APBN-P."