Tutup Tahun, Kurs Rupiah Cemerlang

Reporter

Rabu, 31 Desember 2014 19:55 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Kurs rupiah di pengujung tahun 2014 berada di posisi yang meyakinkan. Rupiah yang sejak pagi cenderung menguatan akhirnya ditutup di level 12.387 atau naik 46,5 poin (0,37 persen). (Baca: 2014, Bursa Saham Indonesia Paling Unggul)

Pengamat Currency Group Management, Farial Anwar, berpendapat intervensi otoritas moneter menyebabkan rupiah menguat signifikan. Alasannya, di tengah transaksi valuta asing yang sudah sangat terbatas, Bank Indonesia berupaya membuat performa rupiah tampak bagus di akhir tahun. “Setiap menjelang pergantian tahun ada operasi moneter sehingga rupiah cenderung menguat,” kata dia kepada Tempo, Rabu 31 Desember 2014.

Selain hal itu, penguatan rupiah terbantu efek window dressing yang terjadi di lantai bursa. Menurut Farial, investor asing yang berhasil mencatatkan pembelian bersih (net buy foreign) senilai Rp 2,495 triliun dalam perdagangan saham terakhir membangun persepsi bahwa likuiditas dolar di pasar domestik sangat melimpah. (Baca: Tutup Tahun 2014, Indeks Saham Melambung)

Namun Farial mengatakan kurs rupiah tidak akan banyak berubahan di tahun 2015. Sebab ketidakpastian yang disebabkan oleh spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mendorong investor untuk menjadikan dolar sebagai safe haven. “Ada kemungkinan rupiah mencapai level 13.000 per dolar,” tuturnya.

MEGEL JEKSON

Berita Lain
Akhir Nasib Petral: Dilumpuhkan!
Ini Dia Harga Baru Premium dan Solar
Empat Fakta Kinerja Korporasi Air Asia



Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya