Tim Reformasi Sampaikan Rekomendasi Pengadaan BBM  

Reporter

Minggu, 21 Desember 2014 14:06 WIB

Anggota fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait bersama mantan Calon Gubernur DKI Jakarta Faisal Basri (tengah) dan Pengamat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro (kiri), saat mengikuti Dialektika Demokrasi, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis, 18 Juli 2012. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi akan menggelar konferensi pers terkait dengan mekanisme pengadaan bahan bakar minyak bersubsidi. Konferensi pers akan dilakukan di gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Ahad, 21 Desember 2014, pukul 13.00 WIB.

Dalam agenda yang diperoleh Tempo, penyampaian rekomendasi mekanisme pengadaan BBM ini akan dilakukan oleh Ketua Tim Reformasi Faisal Basri bersama para anggota. Menurut Tim, mekanisme pengadaan BBM perlu dibuat transparan.

Harga BBM bersubsidi selama ini merupakan persoalan sensitif yang kerap memunculkan kontroversi. Baik mengenai penentuan harga patokan jenis-jenis BBM tertentu, maupun pengadaan jenis BBM melalui impor, terutama jenis RON 88. Jenis BBM ini sudah jarang digunakan di dunia.

Karena RON 88 sulit didapatkan saat ini, ada proses mencampur bensin impor untuk mendapatkan kinerja dan spesifikasi yang persis seperti Premium. Blending ini dilakukan dengan penambahan nafta. Misalnya, RON 92 (dikenal sebagai Pertamax) dicampur dengan nafta untuk menghasilkan RON 88. Pada kondisi tertentu, proses pencampuran jauh lebih mahal dari harga bensin dengan kualitas yang lebih tinggi.

Untuk itu, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi berencana untuk merekomendasikan agar impor produk bahan bakar minyak RON 88 dihentikan. Alasannya, produk tersebut membengkakkan harga produksi dan sudah langka di pasaran.

"Pokoknya kami merekomendasikan tidak ada lagi impor RON 88," kata anggota Tim Reformasi, Djoko Siswanto, saat ditemui di gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kamis, 18 Desember 2014. Surat rekomendasi tersebut sedang diproses penandatanganan dan segera dikirim.

Menurut Djoko, pasar internasional saat ini sudah tak ada yang menghasilkan produk bahan bakar RON 88. Maka, melalui PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), anak usaha PT Pertamina (Persero), bahan bakar RON 88 diperoleh dengan mengolah oktan 92. "Itu repot, harus mencampur-campur lagi," ujarnya.

AYU PRIMA SANDI

Terpopuler
Ical, Lumpur Lapindo, dan Pemberi Harapan Palsu
Ahok Mencak-mencak di Balai Kota, Apa Sebabnya?
3 Dalih Pemerintah Jokowi Talangi Utang Lapindo
Alasan TNI AL Tak Penuhi Permintaan Menteri Susi
Ahmad Dhani Kembali Omeli Garuda

Berita terkait

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

Yusuf Wibisono turut mengkritik menteri Muhadjir Effendy yang mengklaim tidak ada pengaruh bansos terhadap perolehan suara Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

17 hari lalu

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

Yusuf Wibisono menilai pendapat ketiga menteri di hadapan majelis hakim MK mengecewakan publik.

Baca Selengkapnya

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

17 hari lalu

Harga BBM Terdampak Perang Iran - Israel? Ini Kata Pertamina, DPR dan Pengamat

Pecahnya konflik Iran - Israel dikhawatirkan berdampak pada harga BBM karena terancam naiknya harga minyak mentah dunia.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

18 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

19 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya

4 Pernyataan Faisal Basri Saat Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK, Termasuk Politik Gentong Babi ala Jokowi

29 hari lalu

4 Pernyataan Faisal Basri Saat Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK, Termasuk Politik Gentong Babi ala Jokowi

Ekonom senior UI Faisal Basri jadi ahli dalam sidang sengketa Pilpres di MK. Setidaknya ada 4 poin yang ia tegaska,. termasuk politik gentong babi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri di Sidang Sengketa Pilpres: Dari Pork Barrel hingga Sebut Sederet Nama Menteri Jokowi

31 hari lalu

Faisal Basri di Sidang Sengketa Pilpres: Dari Pork Barrel hingga Sebut Sederet Nama Menteri Jokowi

Faisal Basri mengatakan politik gentong babi di Indonesia lewat program bansos. Ekonom senior UI itu juga menyebut sederet nama menteri Jokowi.

Baca Selengkapnya

Di Sidang MK, Faisal Basri Sebut BLT El Nino Diperpanjang Hanya untuk Kepentingan Elektoral

31 hari lalu

Di Sidang MK, Faisal Basri Sebut BLT El Nino Diperpanjang Hanya untuk Kepentingan Elektoral

Ekonom senior UI Faisal Basri mengungkapkan alasan bantuan langsung tunai atau BLT El Nino diperpanjang dalam sidang sengketa Pilpres di MK.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Impor 3 Juta Ton Beras untuk Antisipasi Pilpres Putaran Kedua

31 hari lalu

Faisal Basri Sebut Impor 3 Juta Ton Beras untuk Antisipasi Pilpres Putaran Kedua

Ekonom senior UI Faisal Basri menyoroti impor beras dan kaitannya dengan Pilpres dalam sidang di Mahkamah Konstitusi hari ini.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Soroti Politik Gentong Babi di Sidang Sengketa Pilpres

32 hari lalu

Faisal Basri Soroti Politik Gentong Babi di Sidang Sengketa Pilpres

Faisal Basri menyebut politik gentong babi di Indonesia, berbeda dengan di Amerika. Di Indonesia lewat program bansos.

Baca Selengkapnya