Utang Dolar Tinggi, Rupah Terus Melemah  

Reporter

Jumat, 12 Desember 2014 06:06 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan dolar Amerika Serikat dan merosotnya harga minyak dunia membuat rupiah terus melemah. Analis pasar uang, Lindawati Susanto, mengatakan tingginya permintaan dolar menjelang akhir tahun turut membebani pergerakan rupiah. (Baca juga: Harga Minyak Merosot, Rupiah Loyo)

Menurut Linda, saat ini terjadi lonjakan permintaan dolar untuk pembayaran impor serta utang jatuh tempo, "Baik utang negara maupun swasta," katanya kepada Tempo. Aksi beli dolar ini diperkirakan akan berlangsung hingga pekan kedua dan pekan ketiga Desember 2014.

Dalam transaksi di pasar uang, Kamis, 11 Desember 2014, rupiah melemah 12 poin (0,09 persen) ke level 12.350 per dolar AS. Linda mengatakan lonjakan permintaan dolar di pasar domestik biasanya hanya terjadi pada setiap akhir bulan, dan rupiah kembali menguat pada awal bulan berikutnya. Namun, pada Desember, permintaan korporasi sudah melonjak di awal bulan demi mengantisipasi libur Natal. “Tekanan permintaan yang tinggi berpotensi menyeret rupiah ke level 12.400-12.500 di akhir tahun,” tuturnya. (Baca juga: IHSG Diprediksi Melemah Hari Ini.)

Selain karena utang korporasi, Linda mengatakan, dolar semakin perkasa setelah pasar tenaga kerja di Amerika terus meningkat. Di lain pihak, rencana bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga deposito tahun depan mendorong pelaku pasar untuk berburu dolar. Tekanan terhadap euro, yen, dan rubel ikut memperlemah rupiah. Dalam perlambatan ekonomi, kata Linda, gairah investor untuk membeli aset berisiko akan berkurang. “Investor memilih mencari aman dengan membeli dolar.”

Hari ini, 12 Desember 2014, rupiah diperkirakan berada di kisaran 12.300-12.400 per dolar. Dalam jangka pendek, intervensi bank sentral tidak akan terlalu berpengaruh bagi laju rupiah. Pasalnya, tekanan rupiah dari eksternal ataupun internal terlalu kuat.

M. AZHAR

Berita Terpopuler
Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21

Busyro Sebut Menteri Susi 'Hadiah' dari Jokowi

Menteri Susi: Berat Menghindari Korupsi

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya