Jual Gula Rafinasi di Pasar, Izin Importir Dicabut  

Reporter

Selasa, 9 Desember 2014 06:19 WIB

Sejumlah petani tebu se-Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menaburkan gula pasir impor ketika unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu (14/12). ANTARA/Reno Esnir/Koz/Spt/11

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah mengancam akan mencabut izin importir perusahaan gula industri atau rafinasi yang nakal jika menemukan rembesan gula ini di masyarakat.

"Sekarang perusahaan gula rafinasi sedang diaudit, sehingga rafinasi hanya digunakan untuk makanan dan minuman industri," ujarnya saat ditemui, Senin malam, 8 Desember 2014.(Baca:Jokowi Siap Stop Impor Gula Rafinasi)

Derasnya keluhan masyarakat kepada pemerintah, ujar dia, membuat Kementerian Perdagangan melakukan audit internal untuk mendeteksi importir gula rafinasi yang nakal. "Jadi, nanti gula rafinasi hanya diberikan kalau dia punya kontrak," ucapnya.

Sofyan mengakui bahwa praktek perembesan ini biasanya dilakukan perusahaan dengan menggunakan kedok pabrik gula lokal. Dalam kenyataannya, perusahaan pemilik pabrik menggunakan modus mengimpor gula rafinasi untuk selanjutnya disalurkan bagi masyarakat. "Gula lokal itu kedok saja. Pabriknya itu, lalu dia impor besar-besaran, tapi dia jual ke masyarakat. Itu yang enggak boleh," ujarnya.(Baca: Dirut RNI: Tak Ada Kontrol Gula Rafinasi )

Karena itu, pemerintah hanya akan memberikan izin bagi perusahaan yang sudah memiliki kontrak pengiriman dengan industri perusahaan makanan dan minuman. "Di luar itu, kita tidak akan melayani," kata Sofyan.

Sebelumnya, Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia Yeka Hendra Fatika menuding ketidakakuratan data mengenai kuota gula impor rafinasi menjadi penyebab menumpuknya gula domestik saat ini. "Stop dulu impor dalam waktu dekat, evaluasi, dan minta industri mamin (makanan minuman) wajib menyerap gula dari petani," ujarnya.

Menurut dia, penentuan kuota gula impor tidak terbuka. Akibatnya, gula domestik hasil petani lokal yang memiliki harga lebih tinggi kerap terpinggirkan saat gula rafinasi merembes ke pasar tradisional.(Baca:Kurang Bahan Baku, 4 Pabrik Gula Rafinasi Tutup)




Lembaganya mencatat produksi gula dalam negeri mencapai 2,5 juta ton, sedangkan kuota impor gula rafinasi tahun ini 2,8 juta ton atau berkurang sekitar 187 ribu ton setelah pemerintah menjatuhkan sanksi akibat gula rafinasi merembes ke pasar konsumen tahun lalu. Adapun kebutuhan dalam negeri diperkirakan sekitar 4,5 juta ton.

Yeka menyatakan besarnya rembesan gula rafinasi menjadi penyebab rontoknya komoditas gula petani lokal. Dari sekitar 2,5 juta target produksi, baru sekitar 60 persen persen yang diserap pasar. Sisanya masih tersimpan di gudang.

Adapun harga jual riilnya jauh di bawah harga pokok penjualan (HPP) yang ditetapkan pemerintah. HPP pemerintah Rp 8.500 per kilogram, sedangkan harga gula lokal sekitar Rp 8.000 per kilogram. "Kalau begitu, bagaimana mau bersaing?" kata Yeka.(Baca:Rugi, RNI Ingin Bangun Pabrik Gula Rafinasi)

Atas kondisi itu, Yeka mengatakan, lembaganya meminta pemerintah segera bergerak cepat untuk mengurangi pasokan gula impor sambil mengintruksikan pengusaha agar mau menyerap gula petani sesuai dengan HPP yang telah ditentukan. "Stop impor dulu, baru berikutnya benahi cost production-nya agar petani mampu bersaing," katanya.

Yeka berpendapat, dengan memperhitungkan rata-rata produktivitas tebu petani di angka 55 ton per hektare dan randemen 11,2 persen bahkan produksinya bisa dipacu hingga 75 ton per tahun, kuota impor gula rafinasi secara perlahan harus mulai dikurangi pemerintah. "Dengan produktivitas itu, sebetulnya gula lokal sudah cukup, bahkan surplus," ujarnya.

Untuk mengurangi ketergantungan pada gula impor yang murah, Yeka meminta pemerintah mulai merencanakan pembangunan pabrik industri atau rafinasi di dalam negeri. Sebab, dengan pasokan bahan baku yang melimpah, gagasan membangun teknologi pengolahan gula industri seharusnya bisa direalisasikan pemerintah.

JAYADI SUPRIADIN




Baca:
Kubu Prabowo: Pemerintah Intervensi Konflik Partai
Rabu, Pertamina Sepakati Upgrade Empat Kilang
Jokowi-SBY Bertemu, Peta Politik DPR Berubah Total
Trik Bercinta Wanita Kita yang Beresiko HIV/AIDS

Berita terkait

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

10 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

16 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

Sejarah terulang lagi, nilai tukar rupiah melemah sampai ke titik di atas Rp16 ribu per dolar AS, sama seperti saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Jawaban Airlangga Soal Permintaan Dia Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

33 hari lalu

Jawaban Airlangga Soal Permintaan Dia Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

Majelis hakim MK menyatakan akan mempertimbangkan untuk menghadirkan menteri Jokowi ke sidang sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Daftar Bansos dan BLT yang Cair Maret 2024, Pencairan BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp 600 Ribu Ditunda

24 Februari 2024

Terkini: Ini Daftar Bansos dan BLT yang Cair Maret 2024, Pencairan BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp 600 Ribu Ditunda

Pemerintah bakal kembali menggelontorkan bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) pada Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR/BPN dari Masa ke Masa, Paling Anyar AHY Akan Menjabat Hanya 8 Bulan

21 Februari 2024

Menteri ATR/BPN dari Masa ke Masa, Paling Anyar AHY Akan Menjabat Hanya 8 Bulan

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan menjadi Menteri ATR/BPN 8 bulan ke depan. Berikut Menteri ATR/BPN dari masa ke masa.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Impor Beras 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: 500 Ribu Ton dalam Proses Muat

15 Februari 2024

Pemerintah Impor Beras 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: 500 Ribu Ton dalam Proses Muat

Perum Bulog angkat bicara soal ini soal rencana pemerintah mengimpor beras sebanyak 1,6 juta ton pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Berencana Pantau Quick Count Pemilu 2024 Bareng Prabowo

14 Februari 2024

Menko Perekonomian Airlangga Berencana Pantau Quick Count Pemilu 2024 Bareng Prabowo

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto berencanya memantau quick count atau perhitungan cepat siang ini.

Baca Selengkapnya

Terkini: Begini Kata Airlangga, Sri Mulyani, Erick Thohir, dan Sandiaga Usai Nyoblos Pemilu

14 Februari 2024

Terkini: Begini Kata Airlangga, Sri Mulyani, Erick Thohir, dan Sandiaga Usai Nyoblos Pemilu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mencoblos di TPS 05 Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya