Petugas mengisikan pertamax pada kendaraan yang beralih dari premium di stasiun SPBU km 14 Tol Jakarta-Tangerang, Banten (6/8). Mulai hari ini SPBU yang berada di tol mulai memberlakukan kebijakan pemerintah terkait tidak menjual premium bersubsdi .TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan akan menambah impor bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax sebanyak tiga kargo atau seitar 600 ribu barel. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi Pertamax setelah harga BBM bersubsidi naik. "Impor ini untuk menjaga stok bulan Desember," ujar Hanung.
Saat ini, tutur Hanung, Pertamina masih mengimpor Pertamax sebanyak tiga kargo. Penambahan itu untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi yang diprediksi mencapai empat kali lipat dalam dua-tiga bulan ke depan. Kenaikan konsumsi Pertamax disebabkan oleh menipisnya selisih harga antara BBM bersubsidi dan nonsubsidi. (Baca: Pertamina Siapkan Pasokan BBM Tambahan)
Hanung memperkirakan terjadi perpindahan konsumsi dari Premium ke Pertamax. Saat ini, kata dia, stok Pertamax cukup untuk 40 hari dengan asumsi konsumsi harian sebanyak 2.500 kiloliter. Namun, dalam tiga bulan, konsumsinya bisa meningkat jadi 10 ribu kiloliter.
Pada Senin malam, 17 November 2014, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga Premium yang semula Rp 6.500 naik menjadi Rp 8.500 per liter, dan solar dari Rp 5.500 jadi Rp 7.500 per liter. Dengan demikian, selisih harga Pertamax dengan Premium menipis, dari sekitar Rp 3.000 menjadi Rp 1.000 per liter. (Baca juga: Harga BBM Naik, Mobil Apa yang Bakal Laris ?)
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.