Harga BBM Naik, Rupiah Bakal Terus Melesat  

Reporter

Rabu, 19 November 2014 05:31 WIB

Sejumlah nasabah mengantri untuk menukarkan uang dolar Amerika karena merosotnya nilai tukar Rupiah di penukaran kurs valuta asing PT Ayu Masagung di Jakarta, Senin (13/10). TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO , Jakarta - Ekspektasi perbaikan ekonomi setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ditanggapi positif pelaku pasar. Pada transaksi pasar uang Selasa, 18 November 2014, rupiah melesat 70 poin (0,57 persen) ke level 12.139 per dolar Amerika Serikat. (Baca juga: BBM Naik, Saham dan Rupiah di Zona Positif).

Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, mengatakan rupiah menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menguat signifikan terhadap dolar Amerika Serikat. "Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar bersubsidi kemarin telah melindungi rupiah dari hantaman dolar," ujarnya.

Menurut Lukman, ekspektasi pelaku pasar terhadap reformasi kebijakan fiskal masih akan menjadi katalis yang menggerakkan rupiah dalam satu-dua hari ke depan. Kondisi itu cukup menguntungkan bagi rupiah, mengingat mata uang Abang Sam sedang menguat di pasar global. "Tetapi, bila kita berharap penguatan rupiah berlanjut hingga akhir bulan, hal itu sulit terjadi," kata dia. (Baca: Jepang Resesi, Kurs Rupiah Stagnan).

Setelah sentimen dari kenaikan harga BBM mereda, pasar akan mencermati data inflasi pada awal bulan. Ada kemungkinan inflasi akan melonjak akibat kenaikan harga BBM yang diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok. Pada sisi lain, penguatan dolar masih akan terus terjadi hingga awal tahun depan seiring dengan rencana bank sentral Amerika (The Fed) menaikkan suku bunga deposito.

Hari ini, Rabu, 19 November 2014, rupiah diperkirakan bergerak di kisaran 12.100-12.200 per dolar AS dengan kecenderungan menguat terbatas. Rupiah akan bertahan cukup lama di kisaran tersebut apabila tidak ada sentimen negatif berarti dan dolar AS tidak menguat signifikan. "Rupiah sulit untuk kembali di bawah level 12.100 per dolar dalam jangka pendek apabila tidak ada kebijakan intervensi dari bank sentral," ujar Lukman.

M. AZHAR

Berita Terpopuler

Jokowi: Harga BBM Naik Rp 2.000 Per Liter

Harga Premium Kini Rp 8.500, Solar Rp 7.500

Beda Jokowi dan SBY dalam Umumkan Kenaikan BBM










Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya