Kurs Rupiah Diperkirakan Masih Cerah

Reporter

Selasa, 11 November 2014 06:13 WIB

Sejumlah nasabah mengantri untuk menukarkan uang dolar Amerika karena merosotnya nilai tukar Rupiah di penukaran kurs valuta asing PT Ayu Masagung di Jakarta, Senin (13/10). TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO , Jakarta- Pelemahan kurs dolar Amerika Serikat terhadap sebagian besar mata uang Asia berimbas positif terhadap rupiah. Dalam transaksi di pasar uang, Senin, 10 November 2014, rupiah menguat 10 poin (0,09 persen) ke level 12.168 per dolar AS. (Baca: Dolar Melemah, Rupiah Curi 10 Poin).

Rupiah akhirnya menguat setelah mengalami depresiasi selama tiga hari berturut-turut sejak 5 November. Analis PT Bank International Indonesia, Juniman, mengatakan penguatan dolar akhirnya berhenti setelah rilis data tenaga kerja sektor jasa di Amerika Serikat tercatat di bawah ekspektasi. "Melambatnya penyerapan tenaga kerja memunculkan spekulasi bahwa pemulihan ekonomi AS tidak secepat yang diperkirakan," tutur dia.

Selain pelemahan dolar AS, rupiah terkena dampak sentimen positif dari naiknya surplus neraca perdagangan Cina pada Oktober, dari US$ 31 miliar menjadi US$ 45,4 miliar. Perbaikan ekspor-impor Cina mendorong gairah pasar untuk lebih aktif berinvestasi di pasar berkembang," ujar Juniman.

Di dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan nilai cadangan devisa pada Oktober telah menembus angka US$ 112 miliar, naik dibandingkan bulan sebelumnya (US$ 111,2 miliar). Otoritas moneter juga memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal III akan turun sebagai dampak berkurangnya defisit neraca perdagangan.

Juniman memperkirakan, hari ini, Selasa, 11 November 2014, rupiah berada di level 12.120-12.200 per dolar AS. Penguatan rupiah akan terbatas karena pelemahan dolar diprediksi hanya sementara. Pelaku pasar masih menunggu kepastian soal kenaikan harga BBM bersubsidi. Setelah harga BBM naik, rupiah diduga akan langsung melemah. "Namun secara perlahan akan menanjak hingga 11.900 per dolar AS."



M. AZHAR

Berita Bisnis Terpopuler

Di Beijing, Jokowi Sentil Kualitas Produk Cina

Ingin Bangun 24 Pelabuhan, Jokowi Tiru Cina

Jokowi Tawarkan Proyek ke Pengusaha Cina








Advertising
Advertising

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya