TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (ITP) membuat kesepakatan dengan PT PLN (persero) untuk mengurangi penggunaan listrik pada waktu beban puncak. Perjanjian ini dilakukan karena Indocement memerlukan listrik PLN dan dialihkan penggunaannya d iluar waktu beban puncak. Sedangkan, PLN perlu menekan konsumsi listrik pada waktu beban puncak untuk menghindari pemadaman bergilir. Kerja sama ini saling menguntungkan kedua pihak. Indocement semoga dapat berkompetisi dengan baik dan PLN terhindar dari pemadaman, kata Eddie Widiono, Direktur Utama PLN kepada wartawan saat penandatanganan suplemen perjanjian jual-beli tenaga listrik antara Indocement dengan PLN, Jumat (27/5).Dengan perjanjian ini, Indocement apat memenuhi kebutuhan daya 70 MVA di luar waktu beban puncak disertai jaminan keandalan. Sebelumnya, kontrak antara dua perusahaan itu hanya 40 MVA yang digunakan secara kontinyu termasuk pada waktu beban puncak (pukul 18.00-22.00 WIB). Pemakaian listrik oleh ITP pada waktu beban puncak hanya dibatasi maksimum 10 MVA. Disamping itu selain penggunaan waktu diluar beban puncak ada pemberian intensif, kata Eddie. Biaya beban juga diperhitungkan penuh, seperti bila daya 70 MVA digunakan secara kontinyu sehingga biaya pemakaian listrik ITP akan lebih rendah. General Manager PLN distribusi Jawa Barat dan Banten Murtaqi Syamsudin mengatakan, dengan adanya perjanjian ini ada keuntungan yang diperoleh PLN sekitar Rp 5 miliar per bulan. Menurut dia, PLN juga akan menggandeng industri lainnya di Jawa Barat agar melakukan hal serupa. Saat ini sudah ada dua industri yaitu Indocement dan Krakatau Steel. Masih ada sekitar 13 industri lainnya yang potensial diajak bekerja sama dengan PLN, tandas Murtaqi. muhamad fasabeni