Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO,Jakarta - Menjelang pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden RI periode 2014-2019, pasar modal menunjukkan gairah positif. Pada pembukaan perdagangan Senin, 20 Oktober 2014, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia melaju signifikan.
Indeks melesat 0,79 persen, dari 5.028,946 (penutupan pada akhir pekan kedua Oktober 2014) menjadi 5.068,583. Dalam setengah jam pertama perdagangan, indeks sempat menyentuh level tertinggi 5.096,277 dan terendah di 5.067,879.
Setelah membuat IHSG menguat 1,56 persen pada akhir pekan kedua Oktober 2014, efek pelantikan Jokowi sebagai presiden terus berlanjut. "Efek Jokowi" ini bakal mempengaruhi sikap investor pada perdagangan awal pekan ketiga. (Baca: Menjelang Pelantikan Jokowi, IHSG Melejit).
Kepala Riset PT Mega Capital Indonesia, Helen Vincentya, mengatakan efek Jokowi yang menjadi pertanda dimulainya pemerintahan baru membangun harapan investor. "Investor berharap akan terciptanya pembangunan ekonomi yang lebih baik," katanya. (Baca: Dua Hal yang Bisa Ditiru Jokowi dari SBY).
Helen merekomendasikan investor tetap memperhatikan sektor saham konstruksi dan perbankan. Sebab, selain masih dipengaruhi "efek Jokowi", kedua sektor tersebut sedang mengalami penguatan teknis.
Khusus di sektor perbankan, Helen berpendapat, rilisan laporan keuangan kuartal III 2014 menjadi faktor penguat tambahan. Meski ada kemungkinan terjadi penurunan laba bank, laju kredit pada kuartal III mampu bertumbuh dan menjaga ekspektasi investor.