Minim Dukungan DPR, Kebijakan Jokowi Tetap Aman  

Reporter

Rabu, 15 Oktober 2014 16:08 WIB

Jokowi-JK, tertawa usai beri keterangan pers kepada awak media, di Kantor Transisi Jokowi-JK, Jakarta, 15 September 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengatakan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tetap berjalan efektif meski dukungan dari partai penyokongnya di parlemen hanya 37 persen. Kebijakan Jokowi tak akan dapat dijegal oleh Koalisi Merah Putih (KMP) yang merupakan rival politik di parlemen. Ketidakpastian ekonomi yang selama ini dikhawatirkan juga tak akan terjadi. (Baca: Ketemu Ical, Jokowi Berharap Dunia Usaha Aman)

Faisal menilai koalisi partai pendukung Prabowo Subianto merupakan persekutuan politik yang rapuh. Koalisi ini dibentuk tidak berdasarkan ideologi atau program, tapi lebih pada kepentingan jangka pendek yang pragmatis. "Mereka sifatnya transaksional dan cenderung bagi-bagi jabatan," kata Faisal di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2014. Kelemahan lain, kesepakatan koalisi partai Prabowo ini hanya di tingkat elite. Artinya, jika pimpinan berubah, suara partai akan berubah. (Baca: Akbar Faizal: Mereka Menyesal jika Jegal Jokowi)

Dia menilai bahwa Indonesia merupakan negara yang berhasil memadukan antara Islam dan demokrasi. Politik di Indonesia cukup stabil. Sebab, tak banyak negara di dunia yang berhasil memadukan demokrasi dan Islam, bahkan negara sekelas Mesir dan Malaysia sekalipun. Kondisi inilah yang membuat Indonesia ideal bagi iklim investasi.

Adapun pelemahan rupiah dan indeks harga saham gabungan yang terjadi beberapa hari terakhir dianggapnya hanya gejala sesaat. Dia yakin bahwa gejolak di parlemen hanya sentimen kecil. Yang lebih berpengaruh adalah kondisi pasar regional dan global. "Penurunan itu artinya pasar memberi sinyal saja kalau mereka tak suka dengan sikap legislator," katanya.

Faisal mengatakan bahwa bagi hasil yang berasal dari saham bursa efek Indonesia masih tergolong paling tinggi secara global. Kondisi itu masih akan terus membaik. Sebab, nilai kapitalisasi pasar baru 45 persen dari pendapatan domestik bruto.

Dia memprediksi bahwa pasar akan cenderung stabil setelah Januari. "Saya melihat ada beberapa anggota koalisi yang akan menyeberang, dan ini akan semakin membuat Jokowi lebih kuat di parlemen," ujarnya. Hal ini sudah dicermati oleh investor.

Mengenai pertumbuhan ekonomi saat ini sedang mengalami tren penurunan, Faisal mengatakan bahwa hal itu tak akan mempengaruhi masyarakat. "Negara ini sudah seperti autopilot. Pemerintahan seperti apa pun aktivitas usaha dan modal asing akan jalan terus."

FAIZ NASHRILLAH

Berita Terpopuler:
Area Wahana Mainan Trans Studio Bandung Kebakaran
Analisis Perubahan PAN dan PKS di Koalisi Prabowo
KPK Supervisi Kasus Dugaan Korupsi Transjakarta
Dalam Laga Terakhir, Tim Nasional U-19 Kalah Lagi

Berita terkait

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

17 menit lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

1 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

3 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

4 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

4 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

7 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

9 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

20 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

20 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya