Menteri Perikanan Targetkan Tekan Praktek Pencurian Ikan 20 Persen
Reporter
Editor
Rabu, 25 Mei 2005 16:43 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numbery mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut menargetkan dapat menekan praktek pencurian ikan (illegal fishing) sebesar 20 persen hingga akhir tahun ini. Kerugian yang kita terima akibat praktek itu mencapai US$ 4 miliar per tahun. Saya yakin tahun ini semakin berkurang, ujar Freddy di Jakarta, Rabu (25/5). Data TNI Angkatan Laut, pada 2005 telah tertangkap 111 kapal ikan yang melakukan penangkapan ikan ilegal di Laut Arafura, Kepulauan Aru dan Maluku. Dari seluruh hasil tangkapan 74 kapal diantaranya telah diproses hukum dan sisanya dibebaskan karena tidak cukup bukti. Tahun 2004 telah ditangkap 287 kapal ikan ilegal dan 120 diantaranya telah diproses hukum sedangkan sisanya dibebaskan dengan alasan tidak cukup bukti. Meskipun telah terjadi penurunan, namun kita tidak boleh berhenti, ujar Freddy.Freddy mencontohkan beberapa kasus illegal fishing yang tidak memuaskan. Misalnya kapal ikan Taiwan MV Sun Flower yang dituntut pidana 2 tahun subsider denda Rp 50 juta dan kapal dirampas untuk negara. Namun vonis yang dijatuhkan majelis hakim hanya denda Rp 10 juta dan kapal serta hasil tangkapannya yang telah dilelang sebesar Rp 5,6 miliar dikembalikan ke pemiliknya. Untuk meminimalisir penangkapan ikan ilegal, kata Freddy, pihaknya tidak akan memperpanjang izin penangkapan ikan bagi kapal asing. Menurut dia, pada Desember 2005 izin penangkapan ikan untuk kapal asal Filipina akan berakhir. Demikian juga dengan Cina dan Thailand yang akan berakhir pada 2007. Karena tidak boleh menangkap ikan lagi, maka sebagai gantinya, mereka harus investasi di sini, kata Freddy.Rini Kustiani
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
6 hari lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.