Rupiah Masih Terpapar Gonjang-ganjing Politik  

Reporter

Senin, 13 Oktober 2014 06:38 WIB

Sejumlah nasabah mengantri untuk menukarkan uang dolar Amerika karena merosotnya nilai tukar Rupiah di penukaran kurs valuta asing PT Ayu Masagung di Jakarta, Senin (13/10). TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah kembali melemah ke level 12.222 per dolar Amerika pada penutupan perdagangan akhir pekan kedua Oktober 2014 karena pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi, yang menganggap masalah yang sedang melanda perekonomian Eropa bersifat struktural. (Baca: Kurs Rupiah Bertahan di Level 12.222)

Analis dari Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, mengatakan faktor politik di dalam negeri turut mempengaruhi rupiah sulit kembali ke level Rp 12.000 per dolar AS. Pasalnya, investor bersikap menunggu dan enggan mengakumulasi aset bernilai rupiah hingga ada kepastian stabilitas politik. “Dua pekan terakhir, pelemahan rupiah dipengaruhi oleh faktor politik dalam negeri,” ujarnya kepada Tempo.

Sebagaimana diketahui, seusai pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah dan pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat beberapa waktu lalu, bursa saham dalam negeri dan rupiah memang cenderung bergerak melemah.

Investor yang khawatir kinerja pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo bakal terganggu oleh manuver koalisi pro-Prabowo akan mengalihkan minat investasinya pada aset-aset safe haven, seperti dolar dan yen. Berselang dua pekan belakangan, dalam perdagangan indeks harga saham gabungan tercatat lebih dari 8 triliun dana asing melenggang keluar dari lantai bursa. (Baca: Situasi Politik Memanas, Rupiah Ditutup Melemah)

Menurut Daru, pelemahan rupiah turut dipengaruhi oleh sikap otoritas moneter Bank Indonesia yang belum juga mengeluarkan pernyataan resmi soal posisi aman rupiah. “Saat ini tak ada yang mampu menenangkan investor selain pernyataan BI mengenai posisi psikologis rupiah,” ujarnya.

Ada kemungkinan rupiah masih akan bergerak pada level 12.150-12.250 per dolar Amerika. “Update postur kabinet boleh jadi akan berdampak positif bagi pergerakan rupiah,” tuturnya.

M. AZHAR



Berita Terpopuler
Golkar Gabung Pemerintah,Fadel Kasihan Pada Jokowi

PAN dan PPP Siap Beri Kursi ke Koalisi Jokowi

Amir Syamsuddin: Nurhayati Sudah Diberi Sanksi

Berita terkait

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

13 menit lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

6 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya