Minim Sentimen, Indeks Saham Diprediksi Menguat

Reporter

Minggu, 12 Oktober 2014 08:13 WIB

Wartawan mengecek pergerakan saham pada komputer tablet di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, 7 Juli 2014. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, memprediksi indeks saham menguat secara terbatas selama pekan depan. Penguatan ini terjadi dalam bentuk technical rebound dalam pola sideway, yakni konsolidasi sebelum kembali reli.


"Terbatas karena belum melanjutkan penguatan ke arah uptrown dalam jangka pendek," kata William saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Oktober 2014. Laju pergerakan Indeks Saham Harga Gabungan (IHSG) diperkirakan mencapai rentang 4.933 hingga 5.101.

Karena data perdagangan dalam negeri telah keluar semua, kata William, hal itu menyebabkan pergerakan saham minim sentimen. Kendati demikian, untuk tekanan indeks turun kembali diperkirakan masih kecil. Menurut William, terbatasnya kenaikan indeks juga disebabkan oleh penguatan dolar yang berimbas ke mata uang lain.

"Satu minggu ini outflow lebih banyak ke dolar, satu minggu lebih ke dolar. Minim sentimen menyebabkan penguatan dolar," kata Wiliiam. Penguatan mata uang Amerika itu juga dipicu kebutuhan dolar untuk membayar hutang yang makin tinggi menjelang akhir tahun. (Baca: Golkar Pimpin DPR, Investor Rame Borong Dolar AS).

William membantah bahwa pelantikan Presiden JokoWidodo mempengaruhi indeks. "Kalau pun naik itu wajar karena sudah turun dalam," kata William.


Menurut William, saat ini kondisi politik masih tergolong stabil. "Negara kita tidak kacau, data ekonomi masih cukup bagus. Current account saja yang cukup diwaspadai." (Baca: Chairul Siap Potong Kuping, Bila...).

William memprediksi, sentimen politik yang mempengaruhi indeks adalah saat Joko Widodo memasuki 100 hari pertama menjadi presiden. Pasar akan melihat apakah Jokowi, panggilan akrab Widodo, menepati janjinya pada saat kampanye politik atau tidak.

Berbeda dengan William, ekonom Standard Charterd, Fauzi Ichsan, menyatakan posisi indeks mencapai level 5.200 dan rupiah berada di posisi Rp 12.000 jika pelantikan Joko Widodo berjalan mulus. "Tetapi jika ada deadlock dan koalisi merah putih berencana mengganjal pemerintah, rupiah bisa jatuh Rp 13.000," kata Fauzi. (Baca: Dirut BEI Optimistis Jokowi Tak Dijegal DPR).

Menurut Fauzi, pasar masih khawatir dengan sentimen politik dalam negeri. Sejak Undang-Undang Pilkada melalui DPRD disahkan dan DPR dikuasai oleh koalisi pro-Prabowo, banyak investor luar negeri panik.


"Mereka khawatir program Jokowi akan dijegal dan dimakzulkan dalam dua tahun," kata Fauzi, "Situasi yang sekarang terjadi hampir semua berita politik itu negatif. Ini yang menjadi alasan mengapa bursa saham dan rupiah anjloknya tajam."


ALI HIDAYAT


Advertising
Advertising


Terpopuler
Jadi Biang Walk-Out, Ini Sanksi SBY Buat Nurhayati
Pembelaan Ibas SBY Soal Tudingan Main Proyek
Jadi Tangan Kanan Prabowo, Aburizal Enggan Mundur
Disfungsi Ereksi, Pria Ini Masukkan Baja ke Penis

Berita terkait

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

13 November 2021

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

1 Februari 2021

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.

Baca Selengkapnya

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

6 Desember 2018

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

18 Juli 2018

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.

Baca Selengkapnya

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

25 Januari 2018

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.

Baca Selengkapnya

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

3 Januari 2018

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

6 Desember 2017

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.

Baca Selengkapnya

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

26 Oktober 2017

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

25 Oktober 2017

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.

Baca Selengkapnya

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

24 Oktober 2017

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.

Baca Selengkapnya