Perajin tahu di Desa Kalisari Kecamatan Cilongok Banyumas sedang membuat tahu untuk dijual ke sejumlah pasar di Kabupaten Banyumas, (24/7). Mereka mengeluhkan kenaikan harga kedelai dalam sepekan terakhir ini dari Rp 6.000 menjadi Rp 8.000 perkilogram. Tempo/Aris Andrianto
TEMPO.CO, Surakarta - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga menembus 12 ribu per dolar AS membuat harga kedelai impor untuk bahan baku tahu dan tempe ikut melambung. Kondisi ini bisa mengerek harga tahu dan tempe, sebab produksi kedua komoditas ini tergantung pada kedelai impor. (Baca: Amerika: Indonesia Importir Terbesar Kedelai)
Di tingkat distributor menengah dan kecil, harga kedelai impor naik dalam beberapa hari terakhir. Karyawan distributor kedelai Dele Mas, Sofi mengatakan harga kedelai impor asal AS naik dari Rp 7.975 per kilogram menjadi Rp 8.025. "Naik sejak tiga hari lalu," katanya saat ditemui, Senin, 22 September 2014.
Dele Mas melayani perajin tahu-tempe di sentra produksi Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Saban hari perusahaan ini menjual tiga ton kedelai. Belakangan ini perajin mengurangi pembelian kedelai. (Lihat: Mentan Menyerah Genjot Swasembada Kedelai)
Di distributor lebih besar, harga kedelai sudah menyentuh Rp 7.900 per kilogram. Misalnya di distributor kedelai Nyah Ngemplak. Pemilik distributor Suryastuti mengatakan harga kedelai di tingkat distributor menengah naik setiap hari sepekan ini. Suryastuti berharap imbas melemahnya rupiah tidak berdampak pada tingginya harga kedelai seperti terjadi pada akhir tahun lalu yang menembus Rp 9.500 per kilogram.
Distributor kedelai di Pasar Legi, Santoso, mengatakan harga kedelai naik dari Rp 7.700 menjadi Rp 7.900 per kilogram. Ia merasakan penurunan pembelian sekitar 10 persen. "Gara-gara harga kedelai naik," katanya.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
13 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.