Jokowi Tak Takut BPK Dikuasai Koalisi Merah Putih  

Reporter

Jumat, 12 September 2014 06:57 WIB

Calon Anggota BPK, Suprayitno bersiap mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 5 September 2014. Mereka akan menggantikan anggota BPK yang akan habis masa kerjanya Oktober mendatang. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih, Joko Widodo, tidak khawatir jika calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang tengah diseleksi oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kebanyakan berasal dari Koalisi Merah Putih.

Sebab, kata Jokowi, setelah pemilu presiden selesai, pejabat publik seharusnya memiliki semangat bekerja untuk bangsa, bukan untuk partainya. "Karena itu, saya tidak pernah khawatir saat bekerja," kata dia di Rumah Transisi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 11 September 2014. (Baca juga: Ini Nama Politikus Pro Prabowo Peserta Seleksi BPK)

Menurut Jokowi, setiap politikus dan partainya bisa bergabung atau berdiri di luar pemerintahan dengan menjalankan fungsi check and balance. Jika setiap pejabat memikirkan rakyat, kata Jokowi, tidak akan ada kesulitan dalam menjalankan fungsi pemerintahan. "Kecuali kalau semangatnya jegal-menjegal," ujarnya. (Baca: Jadi Anggota BPK, Penuhi Tiga Syarat Ini)

Dalam seleksi anggota BPK, ada 12 dari 67 calon anggota yang memiliki latar belakang politikus. Enam di antaranya masih menjabat sebagai anggota parlemen, yakni Harry Azhar Aziz dari Partai Golkar, Achsanul Qosasi dari Partai Demokrat, dan Zulbahri, Ketua Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang juga bertindak sebagai pimpinan pelaksana tes uji kepatutan dan kelayakan tahap awal untuk calon anggota BPK.

Peneliti dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Firdaus Ilyas, mengatakan pemilihan anggota BPK sarat dengan persoalan dan konflik kepentingan. Sebab, calon anggota yang lolos hingga tahap uji kelayakan dan kepatutan hampir separuhnya memiliki latar belakang politikus. (Baca: ICW: Rekrutmen Calon Anggota BPK Bermasalah)

GANGSAR PARIKESIT

Berita Terpopuler
Diminta Copot Jabatan, Ahok Tantang Gerindra
Sengkarut Pilkada di DPR, Ini Asal Mulanya
Pemerintah Mati-matian Loloskan Pilkada Langsung
Aburizal: Sistem Politik Indonesia Terlalu Liberal

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

9 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

12 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

16 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

19 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya