TEMPO Interaktif, Jakarta:Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom mengatakan permasalahan kredit di PT Bank Mandiri Tbk. yang sedang disidik Kejaksaan Agung, harus dibedakan dengan kinerja bank itu secara institusional. Menurut dia, secara institusional kondisi Bank Mandiri masih dapat dikatakan baik. Hal itu dilihat dari data-data dan indikator kesehatan bank berdasarkan catatan Bank Indonesia. Miranda menuturkan, Bank Mandiri masih memiliki rasio modal (CAR) lebih dari 20 persen. Padahal, Bank Indonesia masih mensyaratkan CAR minimal 8 persen. Selain itu, kata dia, bank pemerintah ini pun menguasai aset Rp 240,5 triliun, hampir 20 persen dari total aset perbankan nasional. Di sisi lain, rasio kredit seret (NPL) netto Bank Mandiri hanya 1,5 persen. Sekalipun NPL gross masih tinggi yakni 7,9 persen. ?Tapi labanya masih bagus, sekitar Rp 5,7 triliun," ujar Miranda.Indikator-indikator awal itu, kata dia, menandakan bahwa secara institusional Bank Mandiri masih bagus, terlepas dari kasus-kasus yang sedang dihadapinya. Dia pun meminta masyarakat, deposan, investor dan bankir-bankir tidak terlalu khawatir dengan kasus tersebut. "Saya mengerti kalau mereka khawatir, tapi jangan terlalu," ucapnya. Menurut dia, kekhawatiran itu bisa menciptakan efek negatif terhadap perekonomian nasional. Dia lantas mengingatkan peran media massa yang sangat berpengaruh dalam membentuk opini. "Jangan sampai, kalau ingin membunuh tikus, tapi ikut membakar rumahnya," kata Miranda. Dian Imamah