Tren Dolar Melemah, Rupiah Terus Menguat  

Reporter

Selasa, 9 September 2014 08:37 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan kurs dolar di pasar global menyebabkan rupiah menguat pada awal pekan kedua September 2014. Ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan melambatnya pertumbuhan pasar tenaga kerja Amerika Serikat mengendurkan tekanan dolar di pasar uang. "Imbasnya, mata uang negara berkembang menguat, termasuk rupiah," kata dia di Jakarta, Selasa, 9 September 2014. (Baca juga: Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini )

Dalam transaksi pasar uang Senin, 8 September 2014, rupiah menguat 33 poin (0,28 persen) ke level 11.726 per dolar AS. Menurut Lana, data pertumbuhan pasar tenaga kerja AS pada Agustus yang mencapai 142 ribu jiwa jauh di bawah estimasi investor, yang mencapai 212 ribu.

Perlambatan pasar tenaga kerja juga diiringi kenaikan nilai upah yang di bawah ekspektasi. Data ini memperbesar peluang bank sentral (The Fed) untuk menunda kenaikan nilai suku bunga tabungan (Fed Fund Rate). (Baca juga: Kenaikan BBM Ditunda, Rupiah Menguat)

Selain sentimen positif dari luar negeri, rupiah didorong oleh kenaikan data cadangan devisa Bank Indonesia ke level US$ 111,22 miliar. Devisa tersebut bisa membiayai impor selama enam bulan dan meringankan beban utang luar negeri. Kenaikan tersebut disumbang oleh meningkatnya nilai devisa hasil ekspor, lebih tinggi ketimbang pembayaran utang luar negeri. "Hal ini menjamin ketersediaan dolar di dalam negeri," tutur Lana. (Baca juga:Penguatan Rupiah Minim Insentif)

Meski demikian, penguatan kurs rupiah dinilai hanya sementara. Sebab, pelemahan dolar hanya dimanfaatkan oleh investor untuk merealisasi keuntungan sejenak. Bila data-data ekonomi AS membaik, dolar akan kembali perkasa.

Lana memperkirakan untuk jangka pendek rupiah bisa tertekan di kisaran 11.720-11.780 per dolar AS. Hal ini dipicu permintaan dolar korporasi yang cenderung meningkat pada akhir triwulan ketiga. "Rupiah baru akan kembali menguat bila berhasil ditutup di bawah level 11.680 per dolar AS." (Baca juga: Dolar Keok, Rupiah Melejit 160 Poin)

M. AZHAR

Berita Terpopuler


PDIP-Jokowi Tak Berkutik di Depan Koalisi Prabowo
Identitas Jack the Ripper Akhirnya Terungkap
UU Pilkada Sah, Koalisi Prabowo Borong 31 Gubernur

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya