Tamu undangan memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan kamera telepon genggam usai pembukaan perdagangan di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta (2/1). Pembukaan perdagangan saham tersebut di buka oleh Wakil Presiden Boediono. Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sepanjang perdagangan pada Kamis, 4 September 2014. Fluktuasi indeks terjadi seiring laju bursa saham regional yang terkoreksi akibat maraknya sentimen negatif dari luar negeri. (Baca: Saham-saham Pencetak Laba)
Karena investor cenderung berhati-hati, pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 19 poin (0,4 persen) ke level 5.205. Analis saham dari PT Sinarmas Sekuritas, Christandhi Reza Mihardja, mengatakan investor global masih menantikan kelanjutan sikap bank sentral Amerika Serikat (The Fed) mengenai suku bunga. (Baca: IHSG Masih Rentan Terkoreksi)
Sebelum The Fed menentukan sikap, investor mengambil posisi menunggu (wait and see) terlebih dahulu. “Investor menantikan rilis data Non Farm Payrolls yang jadi petunjuk rencana kenaikan suku bunga The Fed,” ujarnya. (Baca: Kembalinya Investor Asing Jadi Amunisi IHSG)
Keputusan bank sentral Jepang (Bank of Japan) untuk tidak menambah stimulus moneter sebesar 60-70 triliun yen juga membuat investor optimistis mengakumulasi saham. Program pengurangan pelonggaran kuantitatif (tapering off) The Fed yang diprediksi terus berlanjut membuat investor khawatir akan adanya peralihan modal asing ke Negeri Abang Sam.
Reza menyarankan pelaku pasar untuk hanya memperhatikan saham-saham pertambangan seperti PTBA dan ADRO. Menurut dia, fluktuasi harga batu bara memicu ekspektasi kenaikan ekspor. Hari ini, Jumat, 5 September 2014, IHSG kemungkinan masih akan cenderung bergerak menyamping (sideways) pada kisaran level 5.165-5.232.