TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah akan memberikan tambahan subsidi sebesar Rp 63 miliar bagi para nelayan tradisional. Caranya biaya distribusi minyak solar sampai ke konsumen dibebankan ke Pertamina. Dengan car tersebut deiharapkan harga solar yang sampai ke nelayan tradisional dan terpencil tempatnya bisa menikmatai harga Rp 1.890. Kita sudah putuskan, kata Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral, Purnomo Yusgiantoro, kepada pers di Jakarta, Jumat(10/1) Jumlah subsidi keseluruhan untuk nelayan yang diajukan oleh Departemen Kelautan dan perikanan adalah Rp 120 miliar. Namun dengan adanya biaya distribusi yang dibebankan kepada Pertamina maka akan ada tambahan subsidi sekitar Rp 63 miliar. Subsidi ini tidak diberikan dalam bentuk uang tunai tetapi in kind, kata Purnomo. Selanjutnya, Menteri Energi juga menjelaskan bahwa selama ini harga solar dari tempat pengucuran minyak solar di pangkalan ke konsumen belum bisa dikontrol. Kendati Pertamina menetapkan harga namun harga dari pangkalan tetap terbuka sifatnya. Terbuka bagi siapa saja yang mengangkut , berani membayar mahal dan menjual, ujarnya. Karena itu, tidak heran jika harga solar di kalangan konsumen bisa jauh lebih tinggi dari harga yang ditetapkan Pertamina. Pasalnya biaya ditsribusi ditentukan pula oleh jarak maupun rantai distribusi dari pangkalan ke konsumen. Subsidi ini berlaku selama satu tahun dan diperuntukkan bagi nelayan tradisional di seluruh Indonesia. Meskipun wilayahnya berbeda harga solar tidak akan terpengaruh oleh jarak. Alasannya, kata Purnomo, meskipun jauh dari pangkalan tapi nelayan tradisional jumlah dan tempatnya sangat terbatas, tuturnya. ( Dara Meutia Uning Tempo News Room )
Berita terkait
Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024
2 jam lalu
Hasil Piala Asia U-23: Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia Gagal Lolos Langsung ke Olimpiade Paris 2024
Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Irak dalam laga perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 pada Kamis, 2 Mei 2024.