Inflasi Surabaya Tertinggi di Jawa Timur  

Reporter

Senin, 1 September 2014 20:18 WIB

Patung Sura dan Baya di Surabaya. Dok. TEMPO/Darmaji

TEMPO.CO, Surabaya - Dibanding delapan kota besar di Jawa Timur, Surabaya mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,50 persen. Inflasi itu melampaui besaran inflasi Jawa Timur, yakni 0,37 persen. Badan Pusat Statistik Jawa Timur menilai tingkat inflasi Surabaya sebagai hal yang tak biasa, mengingat ibu kota provinsi ini termasuk baik dalam mengendalikan inflasi.

"Ada dua faktor yang memicu, yakni kenaikan tarif listrik dan biaya kebutuhan sekolah," kata Kepala BPS Jatim M. Sairi Hasbullah di kantornya, Senin, 1 September 2014.

Kenaikan tarif dasar listrik menyumbang inflasi Surabaya sebesar 0,1365 atau sekitar 26 persen. Sebab, kenaikan tarif dasar listrik reguler sebesar 11 persen untuk R-3/TR di atas 2.200 VA pada Agustus 2014 cukup mempengaruhi. "Penggunaan listrik masyarakat Surabaya cenderung lebih tinggi dibanding kota-kota lainnya. Pendapatan orang Surabaya juga relatif tinggi," ujar Sairi.

Peningkatan biaya pendidikan turut memberikan andil terhadap inflasi Kota Surabaya sebesar 0,0931 atau sekitar 4 persen. "Agustus memang musimnya sekolah."

Tingkat inflasi Kota Malang menempati urutan kedua setelah Surabaya, yakni 0,47 persen, disusul Madiun (0,35 persen), Sumenep (0,31 persen), Probolinggo (0,07 persen), dan terendah Kediri (0,06 persen).

Di sisi lain, menjelang rencana pengurangan subsidi bahan bakar minyak, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau masyarakat untuk menanam tanaman di rumah guna mencegah tingginya inflasi. Untuk itu, Pemerintah Kota Surabaya menyediakan bibit dan tanaman yang bisa dimanfaatkan warga di rumah masing-masing.

Menurut Sairi, ide Risma tersebut bisa menjadi alternatif. "Saya tidak bisa mengatakan itu efektif atau tidak, tapi ada potensi untuk mengendalikan inflasi," ujarnya. (Baca berita yang dimaksud: Ini Cara Risma Antisipasi Kenaikan Harga BBM)

Sayur-sayuran, tutur Sairi, berkontribusi sekitar 65-70 persen pada konsumsi masyarakat. "Jika warga, terutama yang miskin, diajak untuk memenuhi sendiri kebutuhan sayurannya, bisa berdampak cukup signifikan."

ARTIKA RACHMI FARMITA


Terpopuler
Twitter Garap Proyek Penanggulangan Banjir Jakarta
Menteri Chatib Tak Rela Subsidi BBM untuk Si Kaya
Saham Pertambangan Masih Jadi Incaran
Kelangkaan BBM karena Pemerintah Dikunci DPR
Harga Emas Antam Turun Rp 1.000
Chatib Basri Usulkan Angka Subsidi BBM Dipatok




Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

14 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

17 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

29 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya