Telkom Bangun Kabel Laut Manado-Los Angeles  

Reporter

Jumat, 29 Agustus 2014 07:19 WIB

TEMPO/Dimas Aryo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) melakukan penandatanganan proyek kabel laut South East Asia-United State (SEA-US) dengan perwakilan konsorsium. Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Direktur Telin Syarif Syarial Ahmad bersama dengan perwakilan konsorsium di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2014.

Direktur Utama Telkom Arief Yahya mengatakan dengan proyek ini Indonesia siap menghadirkan Indonesia Global Networks yang menghubungkan jalur komunikasi global melalui pembangunan SEA-ME-WE 5 dan SEA-US. "Ini adalah momen bersejarah bagi Indonesia," ujarnya kepada wartawan.

Menurut Arief, proyek SEA-US ini adalah kabel laut pertama yang menghubungkan Indonesia bagian timur ke Amerika Serikat.

Arif mengklaim sistem kabel laut ini mampu menyediakan latency yang paling rendah dari Indonesia ke Amerika Serikat dibandingkan dengan sistem kabel laut internasional lain yang sudah ada. (Baca:Telkom Bidik 1 Juta Pelaku UMKM Melek Internet)

Submarine Cable System SEA-US merupakan sistem kabel bawah laut yang mempunyai panjang sekitar 15 ribu kilometer serta membentang dari Indonesia ke Amerika Serikat. Kabel laut SEA US menghubungkan lima area dan teritori, yaitu Manado (Indonesia), Davao (Filipina), Piti (Guam), Oahu (Hawaii, US), dan Los Angeles (California, US).

Menurut Arief, kabel laut SEA-US tidak berada di kawasan gunung berapi dan patahan bumi sehingga kemungkinan terkena bencana alam seperti gempa cenderung kecil. Selain itu, keunggulan laut SEA-US di antaranya seperti hambatan yang relatif kecil meski di saat trafic yang padat (lowest latency).

Kabel laut SEA-US akan beroperasi di tahun 2016. Sistem kabel laut SEA-US ini juga terkoneksi dengan kabel laut Indonesia Global Gateway (Manado-Dumai) yang terintegrasi dengan sistem kabel laut yang telah dimiliki Telin sebelumnya yaitu SEA-ME-WE 5, Asia America Gateway (AAG), South East Asia Japan Cable System (SJC), Batam Singapore Cable System (BSCS), Dumai Malaka Cable System (DMSC), Thailand-Indonesia-Singapore (TIS). Total investasi keseluruhan mencapai US$ 1 miliar dengan Telkom memegang bagian sebesar 40 persen.

Menurut Arief, inilah yang disebut dengan Indonesia Global Networks, yaitu ketika mampu terhubung dengan sistem kabel domestik lainnya yang akan menciptakan konfigurasi jaringan komperehensif yang menghubungkan Asia, Eropa, USA, dan Indonesia.

Sistem komunikasi kabel laut ini disebut mempunyai konektivitas yang stabil dan menjadi satu-satunya sistem kabel laut yang menghubungkan Asia Tenggara dan USA dengan rute yang menghindari wilayah rawan gempa di Asia Timur.

Investasi proyek SEA-US ini sebesar USD 250 juta atau sekitar Rp 3 triliun dengan menyediakan tambahan kapasitas sebesar 20Tb/detik dan menghubungkan Indonesia dan Filipina ke Amerika Serikat menggunakan teknologi 100G.

Dengan kapasitas sebesar ini, diharapkan mampu menampung permintaan bandwitch antara kedua benua tersebut. Menurut Arief, Telkom mempunyai andil investasi 30 persen atau sebesar Rp 800 miliar di konsorsium pembangunan kabel laut SEA-US. Untuk mencapai balik modal dengan nilai investasi, Arief memperkirakan butuh lima sampai tujuh tahun. Arief sendiri saat ini sedang menjajaki kemungkinan Australia untuk ikut bergabung. "Indonesia sebagai leader dalam konsorsium ini," ujar Arif.

Konsorsium SEA-US terdiri dari tujuh perusahaan telekomunikasi global yaitu PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), Globe Telecom, RAM Telecom International (RTI), Hawaiian Telcom, Teleguam Holdings (GTA), Gti corporation, and Telekomunikasi Indonesia International, Inc. (Telkom USA).

Pengamat telekomunikasi, Ruby Alamsyah menilai proyek kabel laut Manado-Los Angeles ini akan menambah jalur baru dengan kualitas yang bertambah baik. "Bandwitch menjadi bertambah dan bakcbone lebih variatif (jalur berbeda) " ujar Ruby ketika dihubungi Kamis, 28 Agustus 2014.

Ruby menilai apabila bandwitch bertambah, maka biaya yang dikeluarkan pelanggan akan lebih murah nantinya. "Stok bandwitch banyak, jadi lebih murah." (Baca:Solusi Jaringan Konektivitas untuk Indonesia)

Menurut Ruby, pembangunan kabel laut di luar jalur bencana bercermin pada gempa Taiwan beberapa waktu lalu. "(Maka) dibuat di jalur anti gempa," ujar dia.

Apabila proyek ini telah rampung, kata Ruby, koneksi Internet yang akan disediakan Telkom menjadi lebih cepat.

Dari segi bisnis, Ruby memperkirakan Telkom akan membuat tampilan pemasaran baru yang akan menarik pelanggan. "Tergantung respon pasar, nanti akan diubah packaging-nya," ujarnya.

Menurut Ruby, dengan dibangun di wilayah Indonesia timur, maka koneksi Internet wilayah Indonesia timur harusnya menjadi lebih murah. "Tidak perlu memakai link-link yang ada di Jakarta," katanya.


PRIO HARI KRISTANTO




Baca juga:
Anas Dapat Duit Hambalang Dibungkus Tas Kresek
Rupiah Diprediksi Menguat Hari Ini
Pembebasan Abhisit Menuai Protes di Thailand
Ikuti Kemah, Puluhan Siswa di Pacitan Kesurupan

Berita terkait

Transformasi Bisnis Telkom 14 Tahun Lalu, Muncul Logo The World in Your Hand

24 Oktober 2023

Transformasi Bisnis Telkom 14 Tahun Lalu, Muncul Logo The World in Your Hand

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom melakukan perubahan transformasi bisnis yang fundamental pada 2009. Tak hanya sistem, logo pun berubah.

Baca Selengkapnya

Deretan Keunggulan Kabel Serat Optik Dibanding Kabel Telepon Biasa

3 Agustus 2023

Deretan Keunggulan Kabel Serat Optik Dibanding Kabel Telepon Biasa

Dibandingkan dengan kabel telepon biasa yang berbasis tembaga, kabel serat optik menawarkan sejumlah keunggulan dalam hal kecepatan, kualitas, dan kapasitas

Baca Selengkapnya

Viral Slank Rilis Lagu Polisi yang Baik Hati, Begini Awal Berdiri Grup Band Slank

17 Juli 2023

Viral Slank Rilis Lagu Polisi yang Baik Hati, Begini Awal Berdiri Grup Band Slank

Slank dibanjiri kritik warganet karena merilis lagu berjudul Polisi yang Baik Hati. Mengapa?

Baca Selengkapnya

IHSG Kemarin Cenderung Tertekan, Hari ini Diperkirakan Bergerak di Area 6.690 - 6.600

15 Maret 2023

IHSG Kemarin Cenderung Tertekan, Hari ini Diperkirakan Bergerak di Area 6.690 - 6.600

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG mengalami tekanan kuat kemarin, Selasa 14 Maret 2023.

Baca Selengkapnya

IHSG Dibuka Menguat 6.916,7, Samuel Sekuritas: Diprediksi Menguat ke 6.930

3 Februari 2023

IHSG Dibuka Menguat 6.916,7, Samuel Sekuritas: Diprediksi Menguat ke 6.930

PT Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan bergerak naik ke 6.930 pada sesi perdagangan, Jumat, 3 Februari 2023.

Baca Selengkapnya

BUMN Setor Dividen ke Pemerintah Rp 37,9 Triliun hingga Juli, Terbesar BRI

12 Agustus 2022

BUMN Setor Dividen ke Pemerintah Rp 37,9 Triliun hingga Juli, Terbesar BRI

BUMN perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., menyumbang dividen Rp 14,05 triliun.

Baca Selengkapnya

Telkom Jamin Jaringan Internet di ASEAN Para Games 2022 Tak Terputus

4 Agustus 2022

Telkom Jamin Jaringan Internet di ASEAN Para Games 2022 Tak Terputus

Dukungan Telkom, ucap Cholis, mencakup 14 venue yang digunakan untuk pertandingan dan akomodasi ASEAN Para Games 2022.

Baca Selengkapnya

Prediksi Industri Telekomunikasi 2022 Naik Satu Digit, Ini Strategi Telkom

28 Mei 2022

Prediksi Industri Telekomunikasi 2022 Naik Satu Digit, Ini Strategi Telkom

Telkom memperkirakan industri telekomunikasi bakal tumbuh di kisaran mid-single digit pada 2022.

Baca Selengkapnya

9 Perguruan Tinggi Naungan BUMN

23 Maret 2022

9 Perguruan Tinggi Naungan BUMN

Kampus yang tergabung dalam Aliansi Perguruan Tinggi BUMN memiliki spesialisasi yang dibutuhkan industri.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menghijau, Berikut Saham-saham yang Menjanjikan

26 Mei 2020

IHSG Diprediksi Menghijau, Berikut Saham-saham yang Menjanjikan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal merangkak pada perdagangan hari ini

Baca Selengkapnya