PT Pos Buka Layanan Pos Ekspor untuk UKM  

Reporter

Editor

Eni Saeni

Selasa, 26 Agustus 2014 19:26 WIB

Peluncuran Parcel Locker Hindra Kurniawan, Country Manager Gunnebo Indonesia didampingi Setyo Riyanto, Direktur Retail dan Properti PT Pos Indonesia dan Setiawan Saad, Business Area Manager Cash Handling Gunnebo Indonesia meluncurkan layanan e-POSLocker, di kantor Pos Jalan Banda, Bandung, Jabar, 11 Juni 2014. TEMPO/Eni Saeni

TEMPO.CO, Bandung - PT Pos Indonesia tengah menyiapkan layanan Pos Ekspor khusus bagi produk Usaha Kecil Menengah (UKM) yang hendak membidik pasar ekspor. "Tujuan ekspornya bisa ke 200 negara," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia Budi Setiawan di Bandung, Selasa, 26 Agustus 2014.

Menurut dia, melalui layanan Pos Ekspor, pelaku UKM yang akan mengirim barangnya ke luar negeri tidak perlu repot. Lewat layanan itu, eksportir mendapatkan layanan pengemasan, fumigasi atau penghilangan jamur, pengurusan dokumen ekspor, surat izin karantina, hingga dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). "Mereka tinggal membawa barangnya," kata dia. (Baca: Ekspor Pulih, Freeport Kirim Emas dan Tembaga)

Layanan Pos Ekspor ini akan diperkenalkan September 2014 mendatang. Layanan diadakan untuk menghadapi pasar global ASEAN yang akan dibuka tahun depan. Selama ini, kata Budi, banyak pengelola UKM punya kemampuan ekspor, tapi mereka tidak bisa langsung mengekspor karena harus mampir dulu ke Bali, baru dikirim keluar negeri. "Kita coba tangkap peluang itu. Targetnya, pada Januari 2015, layanan ini sudah bisa lari kencang," ucap Budi. (Baca: PTPN X Ekspor 80 Ton Buncis ke Jepang)

Soal harga, Budi mengklaim lebih murah dari layanan Express Mail Service (EMS) yang selama ini dimanfaatkan pelanggan pos untuk mengirim barang ke luar negeri. Namun, layanan Pos Ekspor dipatok waktu pengirimannya hingga tiba ke tujuan antara 4-8 hari. "Kalau EMS antara 2-4 hari," ujar dia.

Budi optimistis layanan ini bakal diminati karena layanan Pos Ekspor tidak sebatas jasa pengiriman semata, tapi ada layanan tambahan, seperti packaging, fumigasi, dan pengurusan dokumen ekspor. (Baca: Ekspor Perhiasan dan Permata Naik 109 Persen)

Menurut Budi, tidak banyak investasi yang dikeluarkan PT Pos untuk membuka produk baru ini, namun Budi enggan menyebutkan angkanya. "Layanan ini hanya memanfaatkan kapasitas PT Pos, tidak banyak investasinya," kata Budi.

Kepala Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Jawa Barat Ferry Sofwan Arief mengapresiasi layanan ekspor dari PT Pos Indonesia. Sebelumnya, dia mengaku sudah diajak bicara soal layanan Pos Ekspor untuk memfasilitasi UKM yang berniat merambah pasar ekspor. Maklum, banyak produk UKM asal Jawa Barat yang memanfaatkan layanan e-commerce PT Pos untuk memperluas pemasarannya. "Kami akan dorong pelaku UKM di Jawa Barat untuk merambah pasar ekspor," kata dia.

AHMAD FIKRI

Terpopuler:

Kritik Ahok: Jokowi Lelet Ambil Keputusan
Nazaruddin: Nova Riyanti Juga Istri Anas
Golkar Terancam Ditinggal Koalisi Pendukung Jokowi
Penolakan Tifatul di Medsos, PKS: Alasannya Apa?

Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

4 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

7 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Lady Rocker Nike Ardilla, 29 Tahun Lalu Berpulang di Usia 19 Tahun

39 hari lalu

Fakta-fakta Lady Rocker Nike Ardilla, 29 Tahun Lalu Berpulang di Usia 19 Tahun

Mengenang kesuksesan legenda musik Indonesia, Nike Ardilla. Berikut fakta-fakta selama perjalanannya di industri hiburan Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Pos Indonesia Sediakan Mudik Gratis Lebaran, Ini Rute dan Jadwalnya

45 hari lalu

Pos Indonesia Sediakan Mudik Gratis Lebaran, Ini Rute dan Jadwalnya

PT Pos Indonesia mengadakan mudik gratis pada lebaran 2024. Rute Jakarta-Surabaya, Bandung-Surabaya, serta Surabaya-Bandung.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

53 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya