Penguatan Dolar Dipicu Konflik Ukraina  

Selasa, 26 Agustus 2014 09:21 WIB

Ilustrasi mata uang dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi Ukraina yang kembali memanas membuat dolar kembali perkasa di pasar uang. Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, mengatakan, walau mayoritas data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada awal pekan melemah, indeks dolar terus menguat. "Situasi geopolitik di Ukraina memicu tingginya permintaan aset safe haven," ujar Rangga dalam riset hariannya.

Pelaku pasar kembali khawatir setelah Rusia berkukuh mengirimkan langsung bantuan kemanusiaan kepada pemberontak Ukraina. Langkah Rusia ini dicurigai akan meningkatkan kekuatan milisi pro-Rusia secara terselubung.

Situasi di Ukraina kemudian kembali memicu tekanan pada imbal hasil obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun sebesar 2,38 persen. Di sisi lain, data Ifo Business Climate Jerman yang turun juga memicu penguatan indeks dolar.

Pada penutupan perdagangan kemarin sore, penguatan dolar telah menekan mata uang Asia, termasuk rupiah. "Hari ini, rupiah diperkirakan masih akan berada di kisaran 11.700-11.750 per dolar dengan kecenderungan melemah," kata Rangga.

Di pasar uang, pada pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka melemah 11 poin (0,09 persen) ke level 11.725 per dolar; dolar Singapura melemah 0,04 persen ke 1,2505 per dolar AS; dan rupee melemah 0,15 persen ke 60,5650 per dolar AS.

PDAT | M. AZHAR




Baca juga:
Tahun 1950 Jatuh Cinta, Menikah 62 Tahun Kemudian
Jokowi Ketemu Dirut PT KAI, Bahas Apa?
JJ Rizal: Depok Tak Manusiawi sebagai Hunian
Ahok Sebut Jokowi Lambat Ambil Keputusan

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya