Uang Sambung Juga Bisa Dipakai Bertransaksi  

Jumat, 22 Agustus 2014 08:34 WIB

Gubernur BI Agus DW Martowardojo dan Menkeu RI M. Chatib Basri resmikan penerbitan uang NKRI pecahan seratus ribu rupiah di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 18 Agustus 2014. Ini momentum menjadikan uang NKRI sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengeluarkan bentuk pecahan Rp 100.000 dalam bentuk uang bersambung atau uncut bank notes. BI mengeluarkan uang sambung tersebut dalam tiga jenis, yaitu dua lembaran yang dicetak 5.000 lembar, lima lembaran yang dicetak sebanyak 5.000 lembar, dan 45 lembaran yang dicetak sebanyak 100 lembar. Tak hanya untuk koleksi, uang sambung ini juga bisa digunakan untuk transaksi jual beli. (Baca:Uang Baru NKRI Sepi Peminat)

Juru bicara Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan sebenarnya uang bersambung itu telah diedarkan sejak 2003 untuk memenuhi kebutuhan para kolektor. Untuk itu, uang sambung ini dijual lebih mahal daripada jumlah nominalnya dan dicetak terbatas.

"Untuk uang dua lembaran, nilai nominalnya Rp 200.000 dijual dengan harga Rp 500.000 per lembarnya. Lima lembaran dengan nominal per lembarnya sekitar Rp 400.000 dijual dengan harga Rp 1 juta. Sedangkan yang paling terbatas, 45 lembaran dengan nominal Rp 4,5 juta dijual dengan harga Rp 10 juta," kata Tirta ketika dihubungi Kamis, 21 Agustus 2014. (Baca:BI Edarkan 40 Juta Lembar Uang Baru Rp 100.000)

Meski digunakan sebagai koleksi, Tirta mengungkapkan bahwa uang sambung ini juga bisa digunakan untuk transaksi jual beli. "Sebenarnya sama saja seperti uang biasa, cuma beda bentuk saja. Kalau mau digunakan untuk transaksi, tinggal digunting saja," kata dia.

Tak hanya itu, pembeli akan mendapatkan sertifikasi keaslian yang ditandatangani oleh Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI. (Baca:Kampanye Uang Elektronik, BI Bidik Mahasiswa)

Pada awalnya, BI mencetak uang sambung sebagai buah tangan atau kenang-kenangan saat melakukan kunjungan luar negeri. Namun, karena banyak yang berminat untuk mengoleksi uang sambung tersebut, maka BI memfasilitasi kolektor dengan cara membeli langsung pada Bank Indonesia. "Yang mau membeli, bisa datang langsung ke BI karena tidak dijual di bank lain," dia menjelaskan.

CANTIKA BELLIANDARA

Terpopuler
Kronologi Kerusuhan Massa Pro-Prabowo di MK
MK Tolak Seluruh Gugatan Prabowo
Bisakah Prabowo Menang di MK? Ini Prediksi Pakar
Putusan Gugatan Prabowo di MK Setebal 4.390 Lembar
SBY Merasa Dituduh Merecoki Jokowi


Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya