Rupiah Masih Akan Hadapi Pelemahan Lanjutan
Kamis, 14 Agustus 2014 06:34 WIB
Ilustrasi Uang dolar/Rupiah/Penukaran uang. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO , Jakarta - Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada, memprediksi nilai tukar rupiah masih akan melemah. Hal ini disebabkan melemahnya sejumlah mata uang emerging market dan Eropa, sehingga nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) semakin kuat. "Tapi, pasar harus tetap mewaspadai perubahan sentimen yang akan terjadi," kata Reza kepada Tempo , Rabu, 13 Agustus 2014. Selain itu, kondisi ekonomi Eropa dinilai masih melambat karena angka inflasi zona Euro yang melambat juga. Turunnya yuan dan AUD seiring rilis data-data ekonomi turut membuat laju rupiah gagal melanjutkan kenaikannya. Reza memprediksi kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah berada di kisaran Rp 11.691-11.678 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs tengah BI rupiah berada di posisi Rp 11.683 per dolar AS. Posisi ini melemah enam poin dari sebelumnya sebesar Rp 11.677 per dolar AS. DEWI SUCI RAHAYU Terpopuler: Mau Ganti Dirut PLN, Dahlan Iskan Ditentang Wapres Berumur 30 Tahun, Penumpang Pesawat Dapat Hadiah Dahlan Iskan Bantah Akan Copot Nur Pamudji Philip Morris Akan Gugat Inggris Izin Freeport Berubah Jadi Pertambangan Khusus
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
2 hari lalu
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca Selengkapnya
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
2 hari lalu
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca Selengkapnya
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
2 hari lalu
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca Selengkapnya
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
4 hari lalu
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca Selengkapnya
Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
5 hari lalu
Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca Selengkapnya
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
5 hari lalu
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca Selengkapnya
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
6 hari lalu
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca Selengkapnya
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
6 hari lalu
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca Selengkapnya
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
6 hari lalu
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca Selengkapnya
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
7 hari lalu
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya
Rekomendasi
3 menit lalu
1 jam lalu
2 jam lalu
3 jam lalu
4 jam lalu
5 jam lalu
6 jam lalu
8 jam lalu
10 jam lalu
11 jam lalu