Tarif Bus Naik 60 Persen, Inflasi Naik 0,5 Persen  

Jumat, 8 Agustus 2014 10:54 WIB

Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan bila Organisasi Angkutan Darat (Organda) menaikkan tarif angkutan umum hingga 60 persen di seluruh Indonesia, laju inflasi akan terdongkrak 0,5 persen. "Berdasarkan pengalaman tahun lalu, setiap kenaikan tarif angkutan darat 10 persen akan meningkatkan inflasi hingga 0,1 persen," ujar dia ketika dihubungi Tempo, Jumat, 8 Agustus 2014. (baca:Pembatasan Solar Subsidi, Pengusaha SPBU Dirugikan)

David menilai kenaikan tarif angkutan darat sebesar 60 persen terlalu besar. Sebab, saat terjadi kenaikan harga BBM sebesar 33 persen tahun lalu, tarif angkutan kota hanya naik 40 persen. "Seharusnya tidak setinggi itu kenaikan tarif sekarang," katanya. (baca:Organda Usul Tarif Angkutan Naik 60 Persen)

David menyebut rencana kenaikan tarif angkutan darat tersebut tidak rasional. Sebab, aturan pembatasan penjualan solar bersubsidi masih bisa disiasati dengan membeli solar di stasiun pengisian bahan bakar umum lain yang menyediakan solar bersubsidi. "Kan, tidak semua SPBU di semua daerah dilarang jual solar," ujar dia.

Namun, David menilai jika kenaikan tarif angkutan ini hanya terjadi di Jakarta dan tidak diberlakukan di kota lain, inflasi tidak akan meningkat dengan signifikan. Ia memperkirakan kenaikan tarif terbatas itu hanya melambungkan inflasi sebesar 0,1 persen. "Tapi hal seperti ini jarang terjadi. Biasanya jika terjadi kenaikan tarif di Jakarta, daerah lain akan mengikuti," kata dia.

Sebelumnya, Organda berencana menaikkan tarif kendaraan umum hingga 60 persen. Hal ini dilakukan sebagai imbas dari kebijakan pembatasan penjualan solar bersubsidi yang mulai berlaku 1 Agustus 2014 lalu di Jakarta Pusat. Selain itu, mulai 4 Agustus, sejumlah SPBU di cluster tertentu di Jawa, Bali, Sumatra dan Kalimantan hanya boleh menjual solar bersubsidi pada pukul 08.00-18.00 waktu setempat.

Pengusaha angkutan mengeluhkan aturan itu bakal membuat usahanya bangkrut. Sebab, mereka harus membeli bahan bakar dengan harga jauh lebih mahal. Padahal, biaya pembelian bahan bakar itu mencapai 40-60 persen dari ongkos produksi mereka. Maka, satu-satunya solusi yang mungkin dilakukan adalah menaikkan tarif. (baca:Sepi Pembeli, SPBU Akan Kurangi Karyawan)

HERMAWAN SETYANTO



Baca juga:
Kisah Pocong di Foto Syahrini Saat Umrah
5 Gugatan Prabowo yang Dipertanyakan Hakim MK
Orang Kaya Baru Indonesia Tersebar di Pedalaman
Merasa Kecewa, Pendukung Prabowo Pindah Dukungan


Advertising
Advertising

Berita terkait

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

15 hari lalu

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.

Baca Selengkapnya

Pemerintah akan Batasi Pembelian BBM Jenis Pertalite dalam Waktu Dekat, Apa Alasannya?

43 hari lalu

Pemerintah akan Batasi Pembelian BBM Jenis Pertalite dalam Waktu Dekat, Apa Alasannya?

Setelah BBM jenis premium ditarik dari peredaran, maka Pertalite menjadi pilihan masyarakat. Namun, kini pemerintah akan batasi pada 2024.

Baca Selengkapnya

Istri Polisi Dilaporkan Kasus Penipuan Investasi Bisnis BBM Solar, Kerugian Para Korban Capai Rp 35 Miliar

45 hari lalu

Istri Polisi Dilaporkan Kasus Penipuan Investasi Bisnis BBM Solar, Kerugian Para Korban Capai Rp 35 Miliar

Polda Kalsel telah menaikkan penanganan kasus penipuan investasi BBM solar ini ke tahap penydikan. Namun belum ada penetapan tersangka.

Baca Selengkapnya

Terkini: Profil BBN Airlines Indonesia, Insiden Pilot Tertidur selain Batik Air

50 hari lalu

Terkini: Profil BBN Airlines Indonesia, Insiden Pilot Tertidur selain Batik Air

Berita terkini: Profil maskapai baru BBN Airlines Indonesia, insiden pilot tertidur di pesawat selain Batik Air.

Baca Selengkapnya

Penjualan Pertalite dan Solar Dibatasi, Berapa Anggaran dan Kuotanya Tahun Ini?

51 hari lalu

Penjualan Pertalite dan Solar Dibatasi, Berapa Anggaran dan Kuotanya Tahun Ini?

Konsumsi Pertalite tahun lalu di bawah kuota, dan tahun ini jatah BBM bersubsidi ini turun jadi 31, juta kiloliter. Kuota solar naik jadi 19 juta KL.

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Pembelian Pertalite segera Dibatasi Tahun Ini

51 hari lalu

Siap-siap, Pembelian Pertalite segera Dibatasi Tahun Ini

Pemerintah telah menyiapkan aturan pembatasan pembelian BBM subsidi, termasuk pertalite dan solar, yang akan berlaku tahun ini.

Baca Selengkapnya

Mengintip Harga BBM di Negara Tetangga, Tidak Menjual Lagi Bensin Sekelas Pertalite

51 hari lalu

Mengintip Harga BBM di Negara Tetangga, Tidak Menjual Lagi Bensin Sekelas Pertalite

Menteri Energi Arifin Tasrif menyatakan pembatasan akan berlaku bagi pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.

Baca Selengkapnya

Pembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul

51 hari lalu

Pembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul

Pengurus Harian YLKI Agus Suyatno menilai kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi seperti Pertalite ini akan memukul daya beli konsumen.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Insiden Pilot Batik Air yang Tertidur Rugikan Konsumen, Pembelian Pertalite dan Solar Bakal Dibatasi

52 hari lalu

Terpopuler: Insiden Pilot Batik Air yang Tertidur Rugikan Konsumen, Pembelian Pertalite dan Solar Bakal Dibatasi

Insiden pilot dan kopilot Batik Air ID-6723 yang tertidur saat penerbangan rute Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024 lalu merugikan konsumen.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Siap untuk Pembatasan Pembelian Pertalite, Tunggu Revisi Perpres 191 Rampung

52 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Siap untuk Pembatasan Pembelian Pertalite, Tunggu Revisi Perpres 191 Rampung

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan revisi Perpres 191 masih dalam proses finalisasi oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya