TEMPO.CO, Surabaya-- PT Pertamina Marketing Operation Region V telah melakukan pembatasan waktu pelayanan solar subsidi di 42 SPBU wilayah Jawa Timur dan delapan SPBU di Denpasar, Bali. Meski pembatasan tersebut tak berlaku di jalur logistik, dua SPBU di Surabaya yang terkena regulasi baru itu berada di kawasan industri. Sistem pembatasan waktu diberlakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi kecurangan pembelian solar subsidi.
Assistant Manager External Relation Pertamina Marketing Operation Region V Heppy Wulansari mengatakan, opsi untuk clustering tersebut diterapkan khusus terhadap SPBU yang dianggap rawan penyimpangan. “SPBU di Jalan Rungkut Industri Raya No 10 Surabaya masuk dalam daftar pembatasan solar subsidi karena seharusnya kalangan industri mengkonsumsi solar non-subsidi,” kata dia, Selasa 5 Agustus 2014.
Pembatasan juga diterapkan untuk SPBU di Jalan Sidotopo Lor 49-51 Surabaya karena ditengarai rawan penyimpangan. “Pernah ada temuan kasus pembelian solar subsidi dalam jumlah besar, lalu dijual ke kapal-kapal,” ujarnya. (Baca: Pengendalian BBM Tekan Konsumsi 1,34 Juta Kiloliter)
Seiring pemberlakuan kebijakan tersebut, maka 50 SPBU di Jawa Timur hanya melayani pembelian solar subsidi di jam 08.00-18.00. “Masyarakat dapat mengenali SPBU yang dikenai pembatasan waktu melalui stiker, poster, dan spanduk yang berada di area SPBU,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi kebutuhan konsumen di luar jam pembatasan, Pertamina meningkatkan ketersediaan Pertamina Dex dan solar non-subsidi di 50 SPBU tersebut. “Kami meminta agar tiap SPBU menjaga pasokan Pertamina Dex-nya di level aman. Karena ini kebijakan baru, kita belum tahu perilaku konsumen seperti apa,” katanya.
Selain pembatasan waktu pelayanan solar bersubsidi, Pertamina menghentikan pengiriman premium ke dua SPBU jalan tol Sidoarjo mulai 6 Agustus 2014 besok. “Tetapi nanti akan diikuti dengan peningkatan ketersediaan pertamax plus dan pertamax, agar dapat mengakomodir kebutuhan konsumen,” kata Heppy. (Baca juga: Dibatasi, Jero Wacik Bantah BBM Langka)
