Industri Manufaktur Tumbuh Tipis  

Senin, 4 Agustus 2014 20:36 WIB

Sejumlah pekerja saat memproduksi celana dikawasan kompeksi kampung baru, Jakarta, Kamis (2/2). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diumumkan Rabu (1/2) menunjukkan, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan IV 2011 naik sebesar 6,02% dibandingkan kuartal IV 2010. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang triwulan II tahun 2014, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tercatat naik tipis sebesar 4,57 persen dibandin triwulan II tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini terutama disokong oleh peningkatan produksi industri mesin dan perlengkapan, makanan dan farmasi, serta produk obat kimia dan obat tradisional.

"Pada kuartal pertama memang farmasi sempat turun 6,65 persen, industri karet dan plastik juga turun 3,98 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 4 Agustus 2014. (Baca:Bisnis Pengolahan Bahan Pangan Potensial)

Adapun industri yang tercatat mengalami penurunan produksi yakni industri tekstil, jasa reparasi dan pemasangan mesin, serta industri percetakan dan reproduksi media rekaman. "Provinsi yang paling tinggi mengalami kenaikan adalah Papua Barat, naik 26,14 persen, year-on-year. Sementara Banten turun 4,34 persen," kata Suryamin.

Di beberapa daerah, dilaporkan telah terjadi penurunan investasi industri manufaktur. Hal tersebut dinilai sebagai dampak penyelenggaraan pemilihan umum. "Investasi industri di bidang infrastruktur pada beberapa bulan terakhir memang agak turun karena efek pemilu, tapi secara keseluruhan, dibanding tahun lalu, masih meningkat," kata staf ahli Menteri Perindustrian, Erna Zetta, pada kesempatan yang sama. (Baca:Asing Masih Mendominasi Investasi di Indonesia )

Menurut Erna, naik-turunnya investasi juga bergantung pada kondisi politik. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, secara keseluruhan pada semester pertama, pertumbuhan industri berada di bawah 6 persen. Kondisi tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini yang diprediksi mencapai 5,1-5,5 persen. (Baca:Investor Jepang Agresif di Pengolahan Makanan)



PRASETYO DHARMA




Baca juga:
Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Jokowi Bantah Tudingan Preteli Koalisi Pro-Prabowo
Jokowi Hadiri Syukuran Bareng Artis Salam Dua Jari
Justin Bieber Serang Orlando Bloom di Pesta

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

11 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

11 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

11 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

11 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

11 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

29 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya