Tiga Perusahaan Sudah Setor Deposit Smelter  

Senin, 4 Agustus 2014 15:30 WIB

Muhamad Chatib Basri. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan ada tiga perusahaan tambang peserta renegosiasi kontrak karya (KK) dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) yang sudah menyetorkan uang jaminan kepada pemerintah. Hal itu dilakukan sebagai bentuk keseriusan mereka untuk membangun instalasi pemurnian mineral atau smelter.

"Kalau tidak salah, satu perusahaan sudah bayar US$ 115 juta, berarti Rp 1,3 triliun. Uang diberikan sebagai jaminan kesungguhan," ujarnya dalam acara halalbihalal di kantornya, Senin, 4 Agustus 2014.

Menurut Chatib, pemerintah meminta uang jaminan untuk menilai sejauh mana keseriusan perusahaan dalam membangun fasilitas smelter. Pemerintah, ujar dia, telah menurunkan angka bea keluar dari sebelumnya 25 persen menjadi 7,5 persen.

"Adanya bea keluar tinggi, biar dia bikin smelter. Kalau sudah ada smelter, berarti bea keluarnya bisa diturunkan," ujarnya. (Baca:Chairul Tanjung: Freeport Hanya Tinggal Ekspor)

Chatib menjabarkan perusahaan yang telah menyatakan siap membangun smelter dan dibuktikan dengan penyetoran uang jaminan akan mendapat keringanan bea keluar, yaitu hanya 7,5 persen. Jika pembangunan smelter sudah mencapai 30 persen, bea keluarnya hanya 5 persen.

Terakhir, bea keluar hingga 0 persen bakal diberikan kepada perusahaan yang telah menginvestasikan modal pembangunan smelter-nya lebih dari 30 persen. "Sebab, kalau perusahaan sudah taruh investasinya 30 persen, enggak mungkin dia berhenti," kata Chatib. (Baca: Pemerintah dan Freeport Sepakati Empat Poin)

Saat ditanya perusahaan mana saja yang sudah bayar uang jaminan, termasuk dari KK atau PKP2B, Chatib meminta hal tersebut ditanyakan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). "Tanya ke ESDM karena dia yang mengurus perusahaannya," ujarnya.

Chatib menegaskan pemberian batasan bea keluar tidak ada unsur politik atau kepentingan apa pun. Hal tersebut dimaksudkan agar semua perusahaan melaksanakan kewajiban, yakni membangun instalasi pemurnian mineral atau smelter. "Masak, dia udah bangun smelter, terus dikenain itu juga," katanya.

Menteri Chatib berharap, seiring dengan banyaknya perusahaan yang membangun smelter, maka proses hilirisasi industri di Indonesia bakal segera terwujud. "Jalan itu dimulai dari barang mentah. Kemudian, dia merasa perlu proses, dia investasi. Di sini, proses itu enggak dilakuin, diekspor aja terus-terusan," ujarnya. (Baca: Habis 2021, Kontrak Freeport Berubah Jadi IUPK)

JAYADI SUPRIADIN







Terpopuler
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Sekjen PBB Frustasi Hadapi Israel-Hamas
Pendukung ISIS Menyebar di Negara ASEAN

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

29 menit lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

33 menit lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

15 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

1 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

7 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

8 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

28 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

39 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

48 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya