Inflasi Agustus Bisa di Bawah 0,5 Persen

Reporter

Senin, 4 Agustus 2014 12:18 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Wapres Boediono saat sidang kabinet paripurna membahas persiapan menghadapi bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri di kantor kepresidenan, Jakarta, (19/7). ANTARA/Prasetyo Utomo

TEMPO.CO, Jakarta - Usai Lebaran, inflasi pada Agustus diprediksi berada di bawah 0,5 persen. Direktur Institute for Development of Economic and Finance Enny Sri Hartati berpendapat inflasi di bawah 0,5 persen akan terjadi selama tidak ada gangguan pasokan yang cukup berarti.

“Stabilitas dan ketersediaan pasokan punya kontribusi yang sangat penting terhadap inflasi,” kata Enny saat dihubungi Tempo, Senin, 4 Agustus 2014.

Jika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, kata Enny, inflasi bisa menembus angka 7 persen. Hal tersebut akibat ekspektasi pasar yang berlebihan. Umumnya setiap harga BBM naik, harga-harga juga naik. Namun, tingginya angka inflasi justru bisa mendorong perekonomian. Inflasi bisa membuat pengusaha melakukan ekspansi kenaikan harga barang dan upah para karyawannya.

Menurut Enny, jika pemerintah bisa memastikan adanya perbaikan ekonomi dan konsisten terhadap kebijakan-kebijakannya, kenaikan harga BBM justru bisa menjadi daya tarik para investor untuk menginvestasikan dananya ke Indonesia. Selain itu, jika pemerintah gencar mengkonversi BBM ke sumber energi lain dan mengalokasikan dana subsidi ke sektor yang lebih produktif, dunia usaha akan lebih optimistis lagi. (Baca juga: Pembatasan Solar dan Premium Kerek Laju Inflasi)

Efek dari tingginya inflasi, kata Enny, tidak akan lama, yakni sekitar dua atau tiga bulan. Selanjutnya pasar bisa menyesuaikan dengan harga-harga yang baru.

Sedangkan pembatasan subsidi bahan bakar pada awal Agustus, kata dia, tidak terlalu berdampak pada kenaikan inflasi. Sebabnya, pembatasan tersebut tidak banyak mengganggu stabilitas harga barang. “Kan, pembatasannya hanya di Jakarta Pusat dan tol, jadi orang bisa saja mengisi di daerah lain atau mengisinya sebelum memasuki tol." (Baca juga: CT Yakin Naiknya Harga BBM Tak Ganggu Inflasi)

Terkait dengan pernyataan sejumlah pengusaha yang akan menaikan tarif angkutan, Enny berpendapat ekspektasi yang berlebihan memang bisa menaikkan inflasi. Oleh karena itu, dia berpesan agar pasar tidak merespons berlebihan agar inflasi bisa terjaga.

Meski secara resmi belum dirilis Badan Pusat Statistik, Enny menyatakan inflasi bulan Juli akan berada di kisaran 0,7 sampai 0,8 persen. Angka tersebut naik 0,27 hingga 0,37 persen jika dibanding bulan lalu yang sebesar 0,43 persen. Rendahnya inflasi bulan Juli di tengah banyaknya aktifitas besar seperti Lebaran dan libur sekolah disebabkan harga bahan makanan yang masih terkendali.

AYU WANDARI






Terpopuler
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Sekjen PBB Frustasi Hadapi Israel-Hamas
Pendukung ISIS Menyebar di Negara ASEAN

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

11 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

42 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

42 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

43 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

43 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

43 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

56 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

57 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

57 hari lalu

Ekonom Indef Beberkan Penyebab Harga Pangan Naik, Mulai dari Pemilu hingga Ramadan

Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani membeberkan sejumlah faktor penyebab naiknya harga kebutuhan pokok,

Baca Selengkapnya