TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengatakan, di wilayah luar Jawa, seperti Kalimantan, mulai terjadi pembatasan solar bersubsidi. "Hal ini memmbuat angkutan barang logistik bermasalah, karena membuat biaya naik akibat antrean di SPBU yang panjang," kata Ketua Ketua Umum ALI Zaldy Ilham Masita saat menghubungi Tempo, Rabu, 30 Juli 2014. (Baca juga: BBM Kemasan Diserbu Pemudik)
Ia menjelaskan, kelangkaan solar bersubsidi pun mulai terjadi. Zaldy menyebutkan kondisi seperti ini selalu berulang setiap tahun ketika bujet pemerintah untuk bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai berkurang. Akibatnya, pengiriman logistik terhambat lantaran truk harus mencari SPBU yang mempunyai stok solar bersubsidi.
"Biaya transportasi akan naik karena jumlah trip per truknya akan berkurang," ujarnya. (Baca juga: Banyak Mafia di Kementerian ESDM)
Zaldy berharap pemerintah memberikan solusi permanen untuk masalah kelangkaan BBM bersubsidi yang terjadi setiap tahun. Asosiasi mengusulkan semua SPBU yang dilalui truk barang menyediakan solar nonsubsidi dan melarang truk barang mengkonsumsi solar bersubsidi.
Dengan demikian, biaya transportasi memang akan naik. Namun, ia melanjutkan, perusahaan logistik mendapat kepastian dan keterlambatan pengiriman logistik dapat dihindari. Saat ini Tempo masih menunggu konfirmasi dari PT Pertamina mengenai pembatasan solar bersubsidi tersebut. (Baca juga: Efek Jembatan Comal, Permintaan KA Logistik Tinggi)
MARIA YUNIAR
Baca juga:
Fokus Ekonomi Jokowi: Pertanian dan Energi
Suap Aparat Indonesia, Perusahaan AS Didenda
Warna Kabinet Jokowi: Profesional dan Kerja
Tweeps Waspadai Portal Berita Palsu
Berita terkait
Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar
17 hari lalu
Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan Batasi Pembelian BBM Jenis Pertalite dalam Waktu Dekat, Apa Alasannya?
45 hari lalu
Setelah BBM jenis premium ditarik dari peredaran, maka Pertalite menjadi pilihan masyarakat. Namun, kini pemerintah akan batasi pada 2024.
Baca SelengkapnyaIstri Polisi Dilaporkan Kasus Penipuan Investasi Bisnis BBM Solar, Kerugian Para Korban Capai Rp 35 Miliar
47 hari lalu
Polda Kalsel telah menaikkan penanganan kasus penipuan investasi BBM solar ini ke tahap penydikan. Namun belum ada penetapan tersangka.
Baca SelengkapnyaTerkini: Profil BBN Airlines Indonesia, Insiden Pilot Tertidur selain Batik Air
52 hari lalu
Berita terkini: Profil maskapai baru BBN Airlines Indonesia, insiden pilot tertidur di pesawat selain Batik Air.
Baca SelengkapnyaPenjualan Pertalite dan Solar Dibatasi, Berapa Anggaran dan Kuotanya Tahun Ini?
53 hari lalu
Konsumsi Pertalite tahun lalu di bawah kuota, dan tahun ini jatah BBM bersubsidi ini turun jadi 31, juta kiloliter. Kuota solar naik jadi 19 juta KL.
Baca SelengkapnyaSiap-siap, Pembelian Pertalite segera Dibatasi Tahun Ini
53 hari lalu
Pemerintah telah menyiapkan aturan pembatasan pembelian BBM subsidi, termasuk pertalite dan solar, yang akan berlaku tahun ini.
Baca SelengkapnyaMengintip Harga BBM di Negara Tetangga, Tidak Menjual Lagi Bensin Sekelas Pertalite
53 hari lalu
Menteri Energi Arifin Tasrif menyatakan pembatasan akan berlaku bagi pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar.
Baca SelengkapnyaPembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul
53 hari lalu
Pengurus Harian YLKI Agus Suyatno menilai kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi seperti Pertalite ini akan memukul daya beli konsumen.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Insiden Pilot Batik Air yang Tertidur Rugikan Konsumen, Pembelian Pertalite dan Solar Bakal Dibatasi
54 hari lalu
Insiden pilot dan kopilot Batik Air ID-6723 yang tertidur saat penerbangan rute Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024 lalu merugikan konsumen.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga Siap untuk Pembatasan Pembelian Pertalite, Tunggu Revisi Perpres 191 Rampung
54 hari lalu
Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan revisi Perpres 191 masih dalam proses finalisasi oleh pemerintah.
Baca Selengkapnya