Delay, Lion Air Tak Beri Kompensasi ke Penumpang  

Reporter

Minggu, 27 Juli 2014 10:12 WIB

Sejumlah petugas gabungan melakukan evakuasi barang dan penumpang pesawat Lion Air yang tergelincir ke laut setelah berusaha mendarat di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali, Sabtu (13/4). Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-960 rute Bandung-Denpasar tergelincir di Bandara Ngurah Rai saat mendarat sehingga menyebabkan ratusan penumpang cedera. ANTARA/HO-BASARNAS

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Lion Air disebut menempatkan dua orang dalam satu kursi pesawat. Peristiwa itu terjadi dalam pesawat dengan nomor penerbangan JT 580 jurusan Jakarta-Surabaya, Sabtu malam, 26 Juli 2014.

"Sekitar 10 kursi yang ditumpuk begitu," kata Moh. Habib Asyhad, 28 tahun, warga Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, yang ikut penerbangan itu saat dihubungi, Ahad dinihari, 27 Juli 2014.

Menurut Habib, saat menanyakan ke pramugara Lion Air sebab penumpukan itu, disebut karena ada kekeliruan pembelian tiket via online dan agen. Menurut penjelasan pramugara, kata Habib, tiket yang terjual via agen beberapa di antaranya belum masuk ke sistem sehingga nomor yang sama terjual kembali via pembelian online atau sebaliknya.

"Penumpang pada ngotot-ngotot tapi tak sampai terjadi keributan," kata Habib yang mudik ke Lamongan, Jawa Timur.

Tak hanya menumpuk dua penumpang dalam satu kursi, kata Habib, jam keberangkatan pesawat juga molor (delay). Pesawat itu sebenarnya dijadwalkan berangkat pukul 19.40 WIB tapi baru terbang pukul 21.20 WIB atau telat satu jam lebih. "Enggak ada kompensasi snack atau apa pun lah," kata Habib.

Sebelumnya, seorang penumpang Lion Air nomor penerbangan JT 0532, Hamzah Ali, 27 tahun, melaporkan pesawat jurusan Jakarta-Solo itu molor hingga lima jam lebih. Menurut warga Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, itu para penumpang baru diberi kompensasi sebungkus nasi setelah menunggu lima jam lebih. Pesawat, kata Hamzah, baru terbang ke Solo pukul 23.35 WIB, padahal jadwal di tiket tertera pukul 17.40 WIB.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara dan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara, setiap maskapai wajib memberikan kompensasi delay jika disebabkan oleh faktor nonteknis operasional. Mulai dari snack dan minuman jika keterlambatan antara 30-90 menit, makan malam atau siang untuk delay lebih dari 90-180 menit, hingga ganti rugi Rp 300 ribu per penumpang untuk delay lebih dari 4 jam.

Tempo mencoba mengkonfirmasi Corporate Secretary Lion Air Aditya Simanjuntak tentang penumpukan penumpang di penerbangan JT 580 lewat sambungan telepon namun belum dijawab. Sebelumnya, Tempo juga mencoba konfirmasi ke Direktur Umum Lion Air Edward Sirait dan Aditya lewat telepon, pesan singkat, dan pesan Whatsapp tentang molornya jam terbang JT 0532, namun belum direspons.

KHAIRUL ANAM

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

3 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

8 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

9 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

13 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

14 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

14 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

17 hari lalu

Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik

Baca Selengkapnya

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

20 hari lalu

Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah

Penerbangan Australia, Qantas Airways, menyusul Lufthansa, menangguhkan penerbangan hingga mengalihkan rute akibat ancaman balasan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

25 hari lalu

Aturan Baru Bandara Ini Tradisi Puluhan Tahun Terancam Dihentikan

Bandara Dublin menerapkan aturan keamanan baru di sisi airside

Baca Selengkapnya

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

26 hari lalu

Amankah Terbang saat Gerhana Matahari Total?

Beberapa maskapai penerbangan bahkan menawarkan pengalaman khusus untuk perjalanan gerhana matahari total.

Baca Selengkapnya