Sejumlah pedagang menggelar dagangannya di pinggir jalan Pasar Banjaran, Kabupaten Tegal, 20 Juli 2014. Pasar tumpah Banjaran, Lebaksiu dan Margasari yang berada di jalur Selatan, titik rawan kemacetan arus mudik saat ini, akibat pengalihan dari jalur pantura yang disebabkan jembatan Comal amblas. ANTARA/Oky Lukmansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Murjanto mengaku belum memiliki hitung-hitungan berapa volume kendaraan yang melintas di jalur tengah dan selatan Jawa menyusul amblasnya Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah. Menurut dia, volume limpahan kendaraan ini sulit dihitung.
Sebagai perbandingan, kata Djoko, lalu lintas harian rata-rata di jalur pantai utara untuk hari biasa mencapai 40-50 ribu kendaraan. Namun, setelah insiden Jembatan Comal ini, ia tak tahu pasti berapa yang beralih ke jalur selatan. "Bisa jadi mereka kembali untuk menggunakan kendaraan yang lebih kecil atau berganti moda lain," kata Djoko.
Terkait arus mudik, Djoko memperkirakan lalu lintas harian rata-rata jalur pantai utara saat mudik Lebaran ini mencapai 50-60 ribu kendaraan. (Baca:Comal Amblas, Jakarta-Semarang Jadi 18 Jam)
Seperti diketahui, sejak Kamis lalu, Jembatan Comal di Pemalang amblas hingga membuat arus lalu lintas dari timur ke barat Jawa atau sebaliknya putus. Arus lalu lintas akhirnya dialihkan ke jalur selatan via Tegal-Bumiayu-Kebumen-Yogyakarta-Semarang atau sebaliknya. (Baca:Imbas Comal, Distribusi BBM ke DKI via Balongan)