Seorang pengrajin membuat shuttlecock di UKM binaan BRI di Singosari, Malang, Jawa Timur, (26/4). BRI menargetkan pada akhir bulan April 2013, penyaluran kredit mikro untuk mambantu permodalan UKM bisa mencapai Rp 3 triliun. Tempo/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - Survei Bank Indonesia terhadap 42 bank umum menyebutkan bahwa kalangan perbankan semakin ketat dalam penyaluran kredit. “Namun pertumbuhan DPK-nya masih melambat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara di gedung Bank Indonesia, Kamis, 17 Juli 2014.
Hasil survei per tiga bulan yang dilakukan Bank Indonesia itu juga menunjukkan bahwa suku bunga diperkirakan akan meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh semakin ketatnya likuiditas perbankan. (Baca: Dalam Dua Pekan, Rp 800 Miliar Uang Ditukarkan)
Secara umum, pertumbuhan kredit pada tahun ini diperkirakan melambat menjadi 18,2 persen secara year on year, atau lebih rendah daripada pertumbuhan tahun sebelumnya di 21,8 persen year on year. "Perkiraan tersebut berarti mendekati target pertumbuhan kredit 2014 oleh Bank Indonesia, yaitu antara 15 hingga 17 persen," kata Tirta.
Adapun dalam survei, semakin ketatnya penyaluran kredit terlihat melalui kenaikan presentasi penolakan aplikasi pengajuan kredit pada kuartal kedua tahun ini. Tercatat penolakan aplikasi pengajuan kredit sebesar 12,9 persen pada kuartal kedua, lebih tinggi dari angka pada kuartal sebelumnya sebesar 12,1 persen. (Baca: Kebijakan BI Hambat Pertumbuhan Sektor Properti)
Sebelumnya, Bank Indonesia melakukan survei perbankan kepada 42 bank umum yang berkantor pusat di Jakarta untuk memperoleh informasi dini mengenai kebijakan perbankan dalam penghimpunan dana pihak ketiga, penyaluran kredit, serta penempatan ekses likuiditas dan suku bunga dana kredit. Survei ini juga dilakukan untuk mengetahui arah permintaan dan penawaran kredit baru serta ekspektasinya.