Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan gedung di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, (07/01). Menurut Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI, krisis ekonomi global akan mengakibatkan penurunan kapitalisasi properti. TEMPO/Wahyu Setiawan
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) Eddy Hussy mengatakan terjadi perlambatan pertumbuhan sektor properti sepanjang semester pertama 2014. Perlambatan ini diperkirakan mencapai 10-15 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
"Memang ada slow down dibanding tahun lalu, penyebabnya macam-macam," ujar Eddy yang dihubungi Tempo pada Rabu, 16 Juli 2014.
Ia menyebutkan tingginya suku bunga loan to value (LTV) yang ditetapkan Bank Indonesia menjadi salah satu sebab melemahnya penjualan properti. Selain itu, tidak stabilnya nilai tukar rupiah dan momen pemilihan presiden juga berdampak pada pertumbuhan yang melambat ini.
"Permintaan memang tidak banyak sehingga pembangunan juga sedikit. Tapi, tidak ada yang sampai menghentikan proyek," tutur Eddy.
Dengan berakhirnya masa pemilihan presiden, Eddy memprediksi sektor properti akan kembali bangkit di semester kedua. Namun, dia tetap menanti kebijakan pemerintah baru sebelum dapat memastikan berapa target pertumbuhan.
"Kami bersyukur pilpres telah berjalan dengan lancar. Tapi, kami tetap melihat kebijakan pemerintah ke depan dulu," ia mengimbuhkan.