Indeks Demokrasi Bisa Jadi Acuan Investor  

Jumat, 4 Juli 2014 15:55 WIB

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks demokrasi Indonesia (IDI) menjadi data penting untuk ditafsirkan investor yang ingin menanamkan modal di Indonesia. Musababnya, terdapat indikator keamanan yang tersirat dalam IDI. "Investor melihat hasil indeks demokrasi provinsi mana yang tinggi. Mereka mencari berdasarkan indeks mana yang aman," kata Nurina Widagdo, Head Democratic Governance Poverty Reduction Unit Perserikatan Bangsa-Bangsa, di Jakarta, Jumat, 4 juli 2014.

Kamar Dagang Indonesia, ujar Nurina, bisa mengelaborasi data-data tersebut untuk kepentingan bisnis. "Indeks demokrasi ini bisa digunakan macam-macam. Kita belum eksploitasi ini," tuturnya. (Baca: BPS: Hak Politik Masih Berkategori Buruk )

Hari ini Badan Pusat Statistik baru saja merilis IDI. Dalam hasil kesimpulannya, Kepala BPS Suryamin mengatakan IDI masih dalam kategori sedang dengan nilai indeks mencapai 63,68 dari skala 0 sampai 100. "Artinya, nilai kebebasan sipil menggembirakan, sementara aspek hak-hak politik masih terkategori buruk," katanya di Jakarta, 4 Juli 2014.

Kebebasan sipil memperoleh nilai tertinggi, yakni 79. Sedangkan hak-hak politik mendapat nilai 46,25 dan lembaga demokrasi diberi nilai 72,11. "Kebebasan sipil dan lembaga demokrasi mengalami peningkatan, sementara hak politik cenderung relatif sama," ujar Suryamin.

Kategori buruk dalam hak-hak politik terjadi karena masih ada kecenderungan penyampaian aspirasi dalam bentuk demonstrasi. Kegiatan itu bahkan dilakukan dengan cara-cara merusak, memblokir, membakar, dan melakukan penyegelan kantor pemerintahan.

Pada tingkat provinsi, IDI 2013 menunjukkan 15 provinsi mengalami kenaikan indeks dan 18 sisanya mengalami penurunan. Tiga provinsi dengan kenaikan terbaik adalah Aceh, Jawa Barat, dan Gorontalo. Sedangkan tiga provinsi dengan penurunan indeks tertinggi adalah Lampung, Sumatera Barat, dan DKI Jakarta. (Baca: BPS: Indeks Demokrasi Jawa Timur Masih Buruk)

Nilai IDI merupakan angka komposit 28 indikator dari 11 variabel yang dikelompokkan menjadi tiga spek, yaitu kebebasan politik, hak-hak politik, dan kelembagaan. Bobot aspek, variabel, dan indikator ditentukan berdasarkan pada proses AHP (analytical hierarchy process) yang melibatkan juri dari berbagai unsur, seperti pemerintahan, akademikus, TNI, partai politik, LSM, dan tokoh masyarakat.

ANANDA PUTRI

Berita Lain:
Rekan Tentara Pembakar Juru Parkir Tak Terlibat
Pembunuh Bharada Rizky Mengaku Anggota Brimob
Brimob Bharada Risky di Mata Orang Tua

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

10 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

13 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

28 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya