TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo optimistis laju inflasi masih sesuai harapan. Meski begitu, dia menyatakan ada dua komponen penyulut inflasi yang patut diwaspadai.
Kedua faktor penyulut inflasi adalah melonjaknya harga bahan makanan dan komponen harga barang yang diatur pemerintah atau administered price. "Angkanya masih berada pada range 4,5 plus-minus 1 persen, tapi cenderung ke atas," kata Agus di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu, 2 juli 2014. (Baca juga: Inflasi Juli Ditargetkan di Bawah 1 Persen)
Menjelang bulan puasa dan Lebaran, dia berharap inflasi masih bisa dikendalikan. Namun Agus menyatakan kenaikan harga tiket pesawat terbang dan tarif listrik bisa menyebabkan inflasi Juli melonjak. Selain itu, pengetatan anggaran yang berdampak pada pemangkasan public service obligation, dikhawatirkan ikut mendongkrak laju inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi pada Juni 2014 sebesar 0,43 persen. Ketua BPS Suryamin mengatakan angka inflasi ini merupakan angka terendah untuk inflasi pada Juni selama 5 tahun terakhir. Besarnya angka inflasi itu, menunjukkan bahwa harga menjelang Ramadan tahun ini cukup terkendali.
Suryamin menyebutkan angka inflasi pada Juni 2010 adalah sebesar 0,97 persen. Sedangkan pada Juni 2011 sebesar 0,55 persen, Juni 2012 sebesar 0,62 persen, dan Juni 2013 sebesar 1,03 persen. (Baca juga: Inflasi Juni Terendah dalam Lima Tahun Terakhir)
Andil terbesar inflasi Juni, disumbang dari bahan makanan, yaitu 0,19 persen. Selain itu komponen perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbang 0,09 persen. Angka ini, disumbang dari tarif tenaga listrik bulan Mei yang dibayar pada bulan Juni. Penyumbang inflasi terbesar ketiga adalah makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang memiliki andil 0,06 persen.
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
1 Agustus 2023
Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023
Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.