TEMPO.CO, Jakarta: Perusahaan kedai kopi asal Seattle, Amerika Serikat, Starbucks, mengumumkan kenaikan harga produknya dua hari lalu, Jumat, 20 Juni 2014. Sejumlah pengelola kedai Starbucks di berbagai daerah dan negara akan menaikkan harga sebesar US$ 1 pada pekan depan. "Kami tak ada berniat untuk menaikkan harga, namun ini karena sisa kebijakan fiskal dan harga biji kopi yang tinggi," kata Chief Executive Officer Starbucks, Howard Shcultz, seperti yang dilansir Huffington Pos dan Reuters, Jumat, 20 Juni 2014.
Harga segelas ukuran medium dan besar kopi grande dan venti, akan meningkat masing-masing 10 dan 15 sen di pasar Amerika Serikat. Kenaikan harga grande brewed coffee merupakan kenaikan pertama setelah empat tahun tidak pernah mengalami kenaikan. Sedangkan harga frappucino tak akan naik karena sudah pernah mengalami peningkatan harga di tahun lalu, sama seperti harga kopi kemasan dan makanan yang juga tidak akan naik.
Beberapa jaringan kedai Starbucks di Seattle memperkirakan kenaikan biji kopi dan serbuk kopi akan mencapai 8 persen pada medio Juli 2014. Maka, penikmat kopi mau tak mau harus membeli kopi Starbucks US$ 1 lebih mahal.
Harga kopi arabika di pasar Amerika melonjak hampir 90 persen sejak Januari hingga April lalu. Penyebabnya yakni kekeringan yang melanda Brasil sehingga memperburuk kualitas produk kopi.
Pada pertengahan tahun lalu, sebenarnya Starbucks telah mengantisipasi kenaikan harga dengan menyiapkan cadangan kopi yang lebih banyak. Yaitu, 40 persen fiskal di tahun ini. Namun, kenyataannya, juru bicara Starbucks, Jim Olson, menyatakan persiapan itu tidak cukup. "Kenaikan ini juga dipengaruhi oleh kompetisi yang semakin dinamis dan pembiayaan perusahaan," ujar Jim.
REUTERS | HUFFINGTONPOST | PUTRI ADITYOWATI
Berita Terpopuler:
Jokowi Siapkan Pertanyaan Khusus untuk Prabowo
Hasil Audit BPK, Kado Ulang Tahun buat Jokowi
Satelit Pantau 250 Hotspot, Riau Kembali Terancam
Timnas Senior Menang 4-0 Atas Timnas Pakistan
Berita terkait
Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan
7 hari lalu
Zita Anjani membuat unggahan klarifikasi bahwa foto gelas Starbucks yang menutupi Ka'bah adalah upaya untuk memancing obrolan.
Baca SelengkapnyaDampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja
57 hari lalu
Pemilik waralaba Starbucks di Timur Tengah pada Selasa mengakui bahwa mereka telah mulai memecat sekitar 2.000 pekerja akibat boikot anti-Israel
Baca SelengkapnyaDirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri
5 Maret 2024
PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama, Anthony Cottan. MAPB merupakan pengelola Starbucks di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerdampak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Tegaskan Tak Beri Dukungan Finansial ke Israel
24 Februari 2024
Starbucks Indonesia menyebut tidak memberikan dukungan finansial maupun keuntungan kepada pemerintah atau tentara Israel dengan cara apa pun.
Baca SelengkapnyaBoikot Berhasil, Penjualan McDonald's dan Starbucks Turun
6 Februari 2024
McDonald's adalah salah satu dari beberapa merek Barat, termasuk Starbucks dan Coca Cola, yang mengalami boikot karena dianggap pro-
Baca SelengkapnyaMarak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Sebut Toko Lebih Sepi dan Mitra Terdampak
1 Februari 2024
Starbucks menjadi salah satu merek yang terkena dampak kampanye boikot Israel, Malaysia dan negara-negara di Tim
Baca SelengkapnyaStarbucks Buka Gerai Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia
28 Januari 2024
Gerai kopi Starbucks di Lebak Bulus ini memiliki fasilitas pengisian daya mobil listrik dan dihiasi dengan karya seni dari limbah plastik.
Baca SelengkapnyaMasih Kena Boikot, Starbucks Tegaskan Tidak Dukung Israel
19 Januari 2024
Starbucks menegaskan kembali mereka tidak pernah memberikan dukungan kepada Israel.
Baca SelengkapnyaYakuza Jadi Buron setelah Tembak Mati Pria di Starbucks
16 Januari 2024
Seorang anggota senior sindikat kejahatan Yakuza masuk daftar buronan karena diduga menembak mati seorang pria di sebuah gerai Starbucks di Jepang
Baca SelengkapnyaBos McD Akui Pasar di Timur Tengah dan Sejumlah Negara Terdampak Serangan Israel ke Gaza
5 Januari 2024
CEO McDonald's mengakui bahwa beberapa pasar di Timur Tengah dan di luar kawasan mengalami "dampak bisnis yang berarti" karena konflk Hamas Israel
Baca Selengkapnya