Utang Luar Negeri Indonesia Naik 7,6 Persen  

Rabu, 18 Juni 2014 10:21 WIB

Agus Martowardojo. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -- Bank Indonesia mencatat bahwa utang luar negeri Indonesia pada April 2014 naik sebanyak 7,6 persen menjadi US$ 276,6 miliar. Posisi utang tersebut terdiri atas sektor publik sebesar US$ 131 miliar dan sektor swasta senilai US$ 145,6 miliar.

Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, pertumbuhan tersebut tercatat lebih lambat dibandingkan dengan jumlah utang pada periode yang sama tahun 2013. "Tahun lalu utang luar negeri naik 8,7 persen," kata dia di kompleks parlemen Senayan, Selasa, 17 Juni 2014 malam.

Rilis Bank Indonesia menyebut perlambatan pertumbuhan utang tersebut terjadi karena pertumbuhan sektor publik yang melambat. Utang luar negeri publik sebesar 2,2 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya yang sebesar 5,1 persen. Sektor swasta mengalami pertumbuhan cukup besar, sekitar 13 persen (yoy), meningkat 0,8 persen dari sebelumnya.

Selain itu, perlambatan juga terjadi pada utang luar negeri, baik yang berjangka waktu panjang maupun pendek. Utang jangka panjang tumbuh 9,2 persen (yoy), lebih rendah 0,9 persen jika dibandingkan dengan Maret 2014. Sedangkan untuk utang luar negeri jangka pendek tumbuh 0,3 persen (yoy). Angka ini juga lebih rendah 2,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun pertumbuhan utang luar negeri swasta terjadi lantaran adanya perkembangan sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan. Utang industri pengolahan makanan naik 14,2 (yoy), sektor pertambangan juga meningkat 15,2 persen, dan sektor listrik, gas serta air tumbuh 1,3 persen.

Di sisi lain, pertumbuhan utang luar negeri sektor keuangan tumbuh 12,7 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 14 persen. Sektor jasa, yang secara pangsa hanya mencapai 0,7 persen dari utang luar negeri swasta, mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 68,2 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 65,5 persen.

AYU WANDARI




Terpopuler
Wanita Ini Jual Jasa Prostitusi di Perpustakaan
Habis Bunuh Istri, Pria Ini Tonton Piala Dunia
Rakyat Armenia Tertarik Tenun Ikat Indonesia

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

6 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya