Debat Jokowi-Prabowo Mengecewakan, Rupiah Terbenam

Reporter

Selasa, 17 Juni 2014 07:33 WIB

Prabowo Subianto dan Jokowi saat debat calon presiden di Jakarta, 15 Juni 2014. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Penguatan dolar di pasar global serta hasil debat calon presiden yang tidak memuaskan membuat pelaku pasar cenderung melepas aset-aset berdenominasi rupiah. (Baca: Bank Indonesia: Melemahnya Rupiah Tidak Buruk)

Dalam transaksi pasar uang, Senin, 16 Juni 2014, rupiah melemah 23 poin (0,20 persen) ke level 11.819 per dolar Amerika. Analis dari PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, mengatakan krisis politik berkelanjutan di Irak serta data-data ekonomi Amerika yang kurang meyakinkan membuat dolar kembali perkasa. “Faktor geopolitik ini membuat pelaku pasar menghindari risiko dengan melepas aset-asetnya dan mencari aman dengan membeli dolar.” (Baca: Beberapa Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah)

Selain itu, pelaku pasar tidak puas dengan hasil debat calon presiden Ahad lalu. Sebab, kedua kandidat tidak secara jelas menyebutkan solusi dari masalah fundamental di Indonesia. “Mereka tidak menyinggung hal-hal yang ditunggu pasar, seperti pengendalian inflasi, cara mengatasi defisit perdagangan, dan masalah regulasi ekspor,” kata Daru.

Mengambangnya jawaban para kandidat kemudian direspons dengan aksi jual pelaku pasar, baik di pasar saham maupun pasar uang. Pelaku pasar ingin mendengar jawaban yang jelas dari para kandidat, bagaimana mengatasi defisit perdagangan yang semakin membengkak sejak dua tahun terakhir.

Daru memperkirakan rupiah akan bergerak pada posisi 11.780-11.840 per dolar dengan potensi melanjutkan pelemahan. Pasalnya, investor wait and see menjelang rapat Komite Ekonomi Federal (FOMCE Meeting) Rabu pekan ini. Kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan bisa lebih cepat dari perkiraan. “Ini bisa mendorong rupiah semakin cepat menuju level 12.000.” (Baca: BI Wajib Intervensi Jika Kurs Rupiah Tembus 12.000)

M. AZHAR

Berita Utama
Putra Prabowo Mengaku Tak Pernah Dikritik Ayahnya
Sudi: Istana Tak Terlibat Penerbitan Obor Rakyat
PRJ Monas, Ahok: Pedagang Berengsek Luar Biasa







Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya