BNI Menunggu Putusan BI Penerbitan Obligasi

Reporter

Editor

Rabu, 23 Maret 2005 15:03 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk, Sigit Pramono, menyatakan bahwa sampai saat ini BNI masih menunggu keputusan dari Bank Indonesia (BI) mengenai penerbitan obligasi subordinasi (subdebt). Menurut Sigit, tidak ada alasan spesifik dari BI mengenai belum dikeluarkannya ijin penerbitan obligasi ini. "Obligasi ini akan diterbitkan dalam bentuk dolar untuk pengembangan kredit,"kata Sigit kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/3). Menurutnya, kredit tahun ini akan tumbuh 25 persen dari Rp 57 triliun menjadi Rp 71 triliun. Namun, Sigit yakin BI akan memberikan ijin untuk penerbitan obligasi senilai US$ 200-300 juta ini. "Karena kami lihat bank-bank lain seperti Bank Niaga, Bank Danamon, dan BII sudah dapat ijin,"kata Sigit. Penerbitan obligasi ini, menurut Sigit rencananya akan dilakukan sebelum BNI melakukan merger dengan Bank Tabungan Negara (BTN). Dan setelah itu baru BNI akan melakukan penawaran saham publik kedua (secondary public offeringM/i>). Sigit belum mengetahui, waktu merger dengan BTN. "Namun kami sudah menyiapkan dana untuk merger ini,"kata Sigit. Jumlah dananya tergantung dari nilai wajar BTN dalam uji tuntas (due dilligance). "Harapan kami aliansi ini sebagai awalan untuk secondary public offering supaya nilai perusahaan meningkat,"kata Sigit. Laba bersih BNI tahun 2004 adalah sebesar Rp 3,14 triliun, naik 278,2 persen dibanding laba 2003 sebesar Rp 829 miliar. Namun, kecilnya laba tahun 2003 ini disebabkan oleh kasus Letter of Credit (L/C) Kebayoran. Fanny Febiana

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

8 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

9 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

16 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya