Renegosiasi Newmont Hampir Rampung  

Reporter

Jumat, 13 Juni 2014 20:03 WIB

Pabrik tambang terbuka milik PT Newmont Nusa Tenggara di Batu Hijau, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Tambang di Batu Hijau yang mulai beroperasi secara penuh pada Maret tahun 2000 tersebut menghasilkan 4,87 kilogram tembaga dan emas sebesar 0,37 gram dari setiap ton bijih yang diolah. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Newmont Mining Corp Gary J.Goldberg menyatakan proses renegoisasi kontrak karya dengan pemerintah Indonesia hampir rampung.

"Kita sedang mengerjakan detailnya dengan pemerintah," ujarnya setelah menemui Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung di Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat, 13 Juni 2013.

Gary menuturkan dia datang untuk mencari solusi atas persoalan operasional yang kini dihadapi perusahaan. Newmont, kata dia, pasti masih sanggup dan bersedia melanjutkan kerja sama dengan pemerintah Indonesia.

Newmont menghargai kebijakan pemerintah soal kewajiban pembangunan fasilitas pabrik pemurnian atau smelter bagi semua perusahaan tambang mineral yang saat ini beroperasi. "Ada perbedaan pemahaman dan kita mencari persamaannya," katanya.

Setelah pertemuan ini, Gary berharap pemerintah Indonesia bisa memberi kepastian penerbitan izin ekpor mineral pada perusahaannya. Dengan begitu, proses produksi bisa kembali normal dan pekerja dapat kembali bekerja seperti biasa.

Presiden Direktur Utama Newmont Nusa Tenggara (NNT) Martiono Hadianto menambahkan, proses renegoisasi kontrak karya mengenai enam poin, yaitu luas wilayah, royalti, divestasi, jangka waktu, penggunaan komponen dalam negeri, dan pembangunan smelter secara umum sudah disepakati hampir 90 persen.

Namun ia enggan menjelaskan secara detail poin apa saja yang dibahas secara intens antara Newmont dan pemerintah dalam pertemuan tadi. "Belum akan saya ceritakan," ujarnya.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo pun menyatakan hal yang serupa. "Semuanya sedang diproses , kita tunggu saja" katanya.

Newmont saat ini sedang menghentikan kegiatan produksinya di Blok Batu Hijau. Mereka beralasan, fasilitas penyimpanan konsentrat yang berada di tambang sudah penuh setelah hampir lima bulan perusahaan berhenti melakukan ekspor. Sebanyak 80 persen karyawan pun dirumahkan dan 3.200 karyawan lainnya ditempatkan dalam status siaga dan dipotong gajinya.

JAYADI SUPRIADIN

Berita terkait

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

1 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

3 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

5 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

22 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

23 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

23 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

24 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

25 hari lalu

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.

Baca Selengkapnya

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

25 hari lalu

Sengkarut Korupsi Rp 271 Triliun di PT Timah Tbk, Begini Awal Mula Berdiri BUMN Pertambangan Timah

PT Timah Tbk terbelit kasus korupsi hingga Rp 271 triliun. Begini profil perusahaan BUMN pertambangan timah yang telah didirikan sejak 1976.

Baca Selengkapnya

Klaim Lakukan Banyak Perbaikan, Bos PT Timah Mengaku Tak Terlibat dalam Kasus Korupsi Rp 271 Triliun

25 hari lalu

Klaim Lakukan Banyak Perbaikan, Bos PT Timah Mengaku Tak Terlibat dalam Kasus Korupsi Rp 271 Triliun

Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal mengaku tak terlibat dalam kasus dugaan korupsi tata niaga timah wilayah IUP perseroan.

Baca Selengkapnya